Merawat bibit tanaman hasil mencangkok ataupun stek, sekilas tampak mudah karena melihat perakaran tumbuhan sudah cukup kuat. Namun dengan perawatan seadanya tentu akan membuat pertumbuhannya tidak maksimal dan bahkan bisa sangat mudah terserang hama penyakit. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bibit tanaman dapat tetap sehat hingga cepat menghasilkan buah. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal 1. Lubang Tanam Memindahkan bibit ke dalam lubang tanam, sebaiknya dilakukan saat bibit sudah mencapai tinggi sekitar 0,5 – 1,5 meter. Perbedaan tinggi ini juga berpengaruh terhadap lebar lubang tanam yang akan dibuat. Untuk bibit dengan tinggi 0,5 meter, buatlah lubang tanam dengan ukuran 50x50x50 cm, bibit dengan tinggi 1 meter memerlukan lubang tanam berukuran 75x75x75 cm dan bibit setinggi 1,5 meter memerlukan lubang tanam berukuran 100x100x100 cm. Sebelum memasukkan bibit ke dalam lubang, bersihkan terlebih dahulu lubang tersebut dari bebatuan ataupun sampah, kemudian masukkan pupuk fosfat berupa Rock Phosphat RP, Triple Super Phosphat TSP ataupun Super Phosphat 36 SP36 yang berguna membuat pertumbuhan akar lebih kuat. Masukkan 100 gram fosfat untuk bibit tumbuhan setinggi 0,5 meter, 150 gram untuk bibit setinggi 1 meter dan 200 gram untuk bibit setinggi 1,5 meter. Selanjutnya, lepaskan plastik polybag pada bibit secara hati-hati dan masukkan bibit tersebut ke dalam lubang tanam. 2. Tanah Penutup Untuk menutup lubang tanam, gunakan campuran pupuk kandang dengan tanah yang akan digunakan untuk menutup lubang. Sebaiknya gunakan tanah yang gembur untuk membuat perakaran dapat tumbuh dengan leluasa. Anda bisa menggunakan tanah lain yang bukan dari tanah galian sebelumnya jika dirasa kurang baik untuk dijadikan media tanam. Untuk pertumbuhan yang lebih baik lagi, campuran bisa terdiri dari tanah gembur, pupuk kandang dan pupuk fosfat yang diaduk rata. Masukkan campuran tanah tersebut sampai setinggi batas leher bibit yang ditanam, kemudian padatkan tanah di sekitarnya agar bibit tidak miring. Pemadatan ini tidak akan membuat tanah di dalam menjadi padat, karena campuran tanah tersebut sudah cukup gembur dan cocok untuk pertumbuhan tanaman. 3. Kadar pH Tanah Kadar keasaman pada tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah yang asam yakni tanah dengan pH rendah pH 7, mengakibatkan fosfor banyak diikat oleh Kalsium Ca dan unsur mikro Molibdenum Mo menjadi sangat banyak. Jika begitu, Mo juga bisa meracuni tanaman sehingga menetralkan kadar pH tanah sangat diperlukan agar unsur-unsur hara bisa lebih mudah larut dalam air dan bisa diserap dengan baik oleh tanaman. Untuk menetralkan pH tanah yang asam, bisa menggunakan pengapuran menaburkan kapur dolomit ke tanah, sedangkan untuk pH tanah yang basa, bisa dilakukan dengan penambahan belerang S. 4. Penyiraman Penyiraman pada tanaman merupakan hal yang sangat umum dalam merawat tanaman. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kualitas dan kuantitas air sangat perlu diperhatikan. Untuk kualitas air, penggunaan air sumur merupakan cara terbaik karena mengandung zat-zat yang sangat diperlukan oleh tanaman. Apabila Anda menggunakan air hujan ataupun air ledeng, endapkan dulu selama 12-14 jam sebelum digunakan, karena biasanya air tersebut mengandung zat lain, seperti kaporit yang kurang baik untuk tanaman. Untuk penggunaan air sungai, bisa saja memberikan hasil yang baik, tetapi jika air tersebut belum terjamin kebersihannya, sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan mengandung limbah yang justru dapat meracuni tanaman. Kuantitas penyiraman bisa ditentukan, tergantung jenis tanamannya dan pastikan air mengalir di semua bagian tumbuhan, khususnya daun-daunnya agar tampak segar dan melancarkan proses fotosintesis. Untuk jenis tanaman yang bisa hidup di dalam ruangan, biasanya tidak memerlukan banyak air karena penguapan di dalam ruangan lebih sedikit dari pada tanaman yang berada di luar ruangan. Waktu penyiraman terbaik adalah saat pagi hari sebelum pukul dan sore hari setelah pukul 5. Pelindung Batang Tumbuhan yang ditanam langsung di tanah tanpa menggunakan pot, biasanya rawan terinjak oleh manusia maupun hewan yang lewat. Memberi pagar pada bibit tanaman yang belum terlalu besar sebaiknya dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut. Menggunakan pagar dari kayu atau bambu bisa menjadi pilihan untuk pagar sementara, hingga tanaman dirasa sudah cukup besar dan aman dari masalah tersebut. 6. Pemupukan Pemupukan pada tanaman sangat perlu dilakukan. Walaupun pupuk kandang sudah digunakan untuk campuran media tanam, penggunaan pupuk organik lainnya juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Anda bisa memberikan pupuk NPK sebanyak 25 gram dengan perbandingan 151515 yang diberikan setiap 4 bulan sekali hingga tanaman berumur 2 tahun. Setelahnya, sekitar tahun ketiga dan seterusnya Anda bisa menambahkan kuantitas pupuk hingga sebanyak 100 gram. Cara pemupukan tanaman dapat dilakukan dengan membenamkan pupuk sedalam 10 cm ke media tanam, kemudian siram secukupnya. Klik disini untuk melihat semua produk pupuk organik yang kami jual. 7. Pengendalian Hama dan Gulma Hama adalah hewan yang dapat merusak pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tak langsung. Jenis-jenis hama diantaranya adalah ulat, lalat buah, tikus, gangsir, walang sangit, wereng dan lain-lain. Untuk mengatasi hama bisa menggunakan cara kimiawi ataupun biologis. Secara kimiawi bisa menggunakan insektisida hama serangga atau larvasida hama ulat. Cara biologis adalah dengan menggunakan predator hama tersebut, seperti hama ulat kupu-kupu artona misalnya, dapat diberantas dengan lebah penyengat, atau hama kutu loncat yang dapat di berantas dengan semut rang-rang. Selain itu juga Anda dapat menempatkan tanaman kemangi ataupun kenikir di sekitar tanaman karena kebanyakan hama tidak menyukai bau menyengat yang dikeluarkan tanaman tersebut. Klik disini untuk melihat semua produk insektisida yang kami jual. Gulma adalah sejenis tanaman pengganggu yang juga dapat merusak pertumbuhan tanaman secara perlahan namun menimbulkan kerugian yang cukup besar. Gulma merusak tanaman dengan berkompetisi kuat untuk mengambil unsur-unsur hara, sinar matahari, ruang tumbuh, udara dan air. Beberapa contoh gulma diantaranya adalah rumput teki ataupun tanaman paku-pakuan. Untuk pemberantasan gulma, bisa dilakukan dengan cara manual, yakni mencabut gulma tersebut. Namun jika tanaman memiliki kuantitas yang sangat banyak, menggunakan cara kimiawi juga dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida racun rumput dengan bahan aktif isoprofil amina glifosat, seperti RoundUp, SunUp, Basmilang dan Rambo yang dicampur herbisida dengan bahan aktif 2,4D Amina, seperti Lindomin dan DMA6. Klik disini untuk melihat semua produk herbisida yang kami jual. 8. Pemangkasan Pemangkasan pada cabang tanaman, tak hanya membuat tampilannya tampak lebih rapi. Cara ini juga bisa memutus siklus hama, sehingga membuat tanaman lebih terjaga dari serangan hama. Manfaat lainnya juga bisa memicu pertumbuhan bunga-bunga baru yang akan menjadi bakal buahnya. Klik disini untuk melihat semua produk gunting yang kami jual. 9. Repotting Repotting adalah proses pergantian pot dan media tanam, khususnya pada tanaman dalam pot Tabulampot. Hal ini perlu dilakukan untuk mengganti unsur hara yang telah habis serta berguna untuk mengembalikan kegemburan pada media tanam, karena tanah yang terlalu padat bisa membuat kadar pH tanah semakin asam dan tidak baik untuk kesehatan tanaman. Akar yang telah memenuhi pot juga dapat mengurangi ruang tanam sehingga akan menghambat pertumbuhannya. Pada jenis tanaman tahunan, sebaiknya lakukan repotting setiap 9 atau 12 bulan sekali, sedangkan pada jenis tanaman musiman dapat dilakukan setiap 3 atau 4 bulan sekali. Sebaiknya lakukan proses repotting ini saat sore hari, dimana cuaca sudah cukup teduh agar mengurangi penguapan berlebih. Merawat bibit tanaman yang baru dibeli sangatlah mudah dan menyenangkan jika kita tahu cara memperlakukannya dengan baik. Dan perlu diingat, untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal, sebaiknya jangan menggunakan bibit yang berasal dari biji, namun gunakanlah bibit yang berasal dari hasil okulasi, stek ataupun cangkok. Demikianlah tips merawat tanaman, ikuti langkah diatas! niscaya tanaman Anda akan selalu sehat dan berkembang dengan normal. Selamat mencoba! Masuk
Caramenanam cabe rawit di polybag tergolong susah susah gampang tergantung bagaimana kita bisa memberi perlakuan yang sesuai dan perawatan yang baik. Sayang saat ini di daerah perkotaan tidak banyak tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan. Tetapi hal itu bisa disiasati dengan cara menanam cabe di dalam polybag atau pot. Cara menanam cabe merah. Cara budidaya sawi di pot atau polybag dapat dilakukan dengan sangat mudah karena metode yang digunakan tidak terlalu rumit. Hanya mengutamakan bibit yang unggul penanaman yang tepat dan pemeliharaan yang cukup. Nah, agar Anda tidak bingung, artikel ini akan membahas bagaimana cara untuk memilih bibit sawi unggul, cara penanamannya serta cara pemeliharaan sawi yang ditanam dalam pot atau polybag. Untuk itu, terlebih dahulu mari kita bahas secara umum tentang sawi. Tingkat keberhasilan penanaman sawi di dalam pot atau polybag sama dengan penanamannya dalam lahan luas. Asal dilakukan pemeliharaan dan memperhatikan kesehatannya, Anda sudah bisa mempunyai kebun sawi mini di pekarangan sendiri. Salah satu jenis sayuran yang memiliki gizi tinggi adalah sawi. Di dalam sawi terdapat kandungan fitonutrien yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh serta untuk mencegah beberapa penyakit. Sawi juga memiliki kandungan vitamin C yang ternyata lebih besar daripada kandungan vitamin C pada jeruk. Dengan mengonsumsi sawi maka Anda akan terhindar dari resiko penyakit diabetes dan penyakit jantung. Sawi juga dapat mencegah terjadinya peradangan serta mencegah terjadinya pembentukan plak pada arteri. Bagi yang sering melaksanakan program diet maka mengonsumsi sawi sangatlah baik karena sawi dapat mengendalikan kolesterol dalam tubuh. Karena khasiat yang begitu besar tersebut membuat sawi banyak diminati sehingga membuka peluang besar bagi petani sawi. Nah, bagi Anda yang ingin hidup sehat dengan mengonsumsi sawi, Anda pun juga dapat menanam sawi sendiri dengan menggunakan media polybag. Jadi tidak ada lahan pun tidak masalah. Untuk Anda yang penasaran bagaimana caranya, maka langsung saja simak ulasan di bawah ini. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Tanah yang cocok dan juga baik untuk ditanami sawi adalah tanah yang teksturnya gembur kemudian banyak mengandung humus dan subur serta memiliki pembuangan air yang baik. Untuk derajat kemasaman atau pH tanah yang baik yaitu antara 6 sampai 7. Sawi ini lebih cocok di tanam pada dataran tinggi namun juga dapat di tanam di dataran rendah. Sawi sangat senang tumbuh pada suhu yang tinggi terlebih pada musim penghujan sehingga hal yang harus di perhatikan yaitu ketika memasuki musim kemarau kebutuhan akan air sangat diperlukan karena tanaman sayur sawi ini tidak dapat bertahan pada musim kering. Namun untuk persyaratan ini tidak perlu terlalu di khawatirkan karena Anda dapat melakukannya dengan mudah dengan menggunakan polybag dan dapat di letakkan di halaman atau pekarangan rumah Anda. Sebenarnya pembudidayaan tanaman ini tidak memerlukan syarat yang di haruskan, hanya saja perlunya perhatian terhadap tanaman pada musim kemarau saja. Cara Memilih Bibit Sawi Unggul Sebelum mengarah jauh pada proses penanaman sawi maka Anda harus memperhatikan pemilihan bibit sawi terlebih dahulu. Yang menjadi syarat utama berhasil atau tidaknya tanaman sayur sawi ini tumbuh berasal dari pemilihan bibit yang unggul. Ciri-ciri dari bibit sawi yang unggul dan sehat sebagai berikut ini Bibit sawi unggul memiliki bentuk yang bulat dan ukurannya kecil. Bibit sawi unggul memiliki kulit yang berwarna coklat agak kehitaman. Bibit sawi unggul memiliki permukaan yang lebih licin dan juga mengkilap. Bibit sawi yang baik di kemas menggunakan alumunium foil yang masih utuh. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Mengapa pemilihan bibit sawi itu penting? Hal tersebut dikarenakan agar hasil tanam yang di hasilkan nantinya sangat berkualitas dan sesuai dengan harapan. Cara untuk menentukan biji sawi yang baik juga dapat dilakukan dengan cara merendam bibit sebelum ditanam. Apabila bibit sawi tidak tenggelam atau mengapung, maka bibit tersebut sangat jelek dan sebaiknya tidak digunakan karena bibit yang baik yaitu tenggelam saat direndam. Langkah Langkah Budidaya Sawi Metode Persemaian Bibit Sawi Pertama siapkan polybag yang ukuran diameternya sekitar 15 cm. Masukkan tanah humus atau sub soil ke dalam polybag dan akan jauh lebih baik jika menggunakan kompos. Anda bisa membuat pupuk kompos sendiri. Caranya bisa Anda lihat pada artikel kami yang berjudul Cara membuat pupuk kompos organik sederhana. Biji sawi dapat langsung di semaikan ke dalam 1 polybag dan lakukan penyiraman secara rutin yaitu pada pagi dan juga sore hari. Ketika telah tumbuh menjadi benih sawi yang berumur 3 – 4 minggu maka dapat langsung ditanam dengan cara pemindahan. Setelah berumur beberapa hari, benih yang sehat biasanya akan cepat berkecambah dan terus tumbuh. Jika sudah berdaun 4 – 5 helai, bisa dipindahkan pada pot atau polybag yang ukurannya lebih besar. Metode Penanaman Ikuti langkah 1 dan langkah 2 pada metode persemaian di atas kemudian lakukan pencabutan atau pemindahan benih sawi secara hati-hati dan usahakan agar akar benih sawi tidak rusak. Buat lubang pada polybag dengan menggunakan jari dan benih sawi dapat diletakkan ke dalam lubang tersebut. Pada satu polybag dapat menampung 3 – 5 benih. Buat lubang sesuai dengan jumlah benih. Jika semua sudah selesai maka lakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari. Pupuk organik dapat diberikan selama satu minggu sekali. Metode Panen Tanaman sayur sawi ini dapat dipanen ketika usianya sudah menginjak 2 bulan. Cara panen yang dapat dilakukan yaitu dengan mencabut seluruh bagian tanaman dan dapat juga dengan memotong batang sawi bagian atasnya saja dan dapat juga dengan hanya memetik daunnya saja. Dengan memanen menggunakan cara hanya memetik daunnya saja dapat membuat tanaman sawi tumbuh lama sehingga tidak perlu lagi mengulang proses penanaman kembali. Pada saat pasca panen hal yang perlu diperhatikan adalah metode pencucian dan juga pembuangan kotoran. Kemudian metode sortasi, pengemasan, penyimpanan, serta pengolahan. Di dalam pembudidayaan tanaman sayur sawi ini tentunya juga tidak lepas dari yang namanya gangguan hama dan penyakit. Namun semua masalah tersebut dapat diatasi dengan mudah. Berikut ini adalah cara pemeliharaan tanaman sayuran sawi yang tepat dalam mengatasi hama dan penyakit. Cara Memelihara Tanaman Sawi Terhadap Hama Dan Penyakit Pengendalian Hama Tanaman sawi pada umumnya terkena hama ulat daun yang merusak daun sawi. Adapun gejala yang ditimbulkan akibat ulat tersebut yaitu permukaan daun sawi menjadi rusak dan berlubang serta tidak rata kemudian daun dan akarnya menjadi kering. Untuk masalah ini dapat di atasi dengan cara non kimiawi yaitu dengan mengumpulkan ulat yang terdapat pada daun sawi dan membakarnya. Kemudian lakukan sanitasi. Untuk cara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan semprotan insektisida. Insektisida alami atau insektisida nabati pun bisa diandalkan. Untuk membuatnya sendiri silahkan baca artikel kami yang berjudul Cara Membuat Pestisida Organik dan Insektisida Alami. Sawi yang terserang hama dan penyakit tidak akan memberikan hasil panen yang maksimal. Segera basmi hama dan penyakit tersebut dengan pemakaian insektisida. Ulat tanah juga sering mengganggu akar tanaman dan membuat sawi menjadi layu, menguning, dan pada akhirnya mati. Untuk masalah ini dapat dilakukan dengan cara non kimiawi yaitu dengan melakukan sanitasi tanaman. Untuk cara kimiawinya dapat dengan memberikan insektisida yang teksturnya berbentuk butiran. Kemudian untuk ulat grayak yang dapat membuat daun menjadi kuning, berlubang, dan tidak beraturan dapat di kendalikan dengan cara membuang ulat dan disemprot dengan insektisida jenis matador. Untuk hama leaf miner yang membuat daun menjadi layu dan mati dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida jenis trigard. Pengendalian Penyakit Penyakit yang biasanya dialami sawi yaitu pembusukan pada daun yang pada awalnya mengubah warna daun menjadi kuning kemudian terdapat lendir dan pada akhirnya daun membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sanitasi atau penyemprotan fungisida jenis bion, topsin, dan kocide. Untuk penyakit akar gada yang dapat membuat akar sawi menjadi busuk, kering, dan mati dapat di kendalikan dengan sanitasi. Kemudian untuk penyakit bercak daun dapat diatasi dengan penyemprotan fungisida yang berbahan aktif. Kemudian penyakit busuk alternaria yang dapat membuat akar menjadi kering dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida dithane. Pemeliharaan Untuk Menjaga Kesehatan Tanaman Sawi Penyiraman Pemeliharaan sawi dapat dilakukan dengan cara penyiraman yang di sesuaikan dengan musim. Apabila musim penghujan maka sawi sudah tidak memerlukan air lagi namun untuk musim kemarau maka sawi memerlukan banyak air yang dapat dilakukan pada pagi dan juga sore hari. Penyiraman dilakukan secara rutin dengan hati-hati. Siramlah pagi dan sore pada musim kemarau dan tidak perlu saat musim penghujan. Jangan membuat tanaman sawi Anda tergenang air agar akarnya tidak membusuk. Penjarangan Cara pemeliharaan ini dapat dilakukan sebanyak dua minggu setelah proses penanaman selesai. Tujuan dari cara ini yaitu menghindari terjadinya hambatan pada pertumbuhan tanaman sawi dengan cara mencabut tanaman yang tumbuh dengan rapat. Hal ini perlu diperhatikan karena tanaman tidak akan tumbuh dengan baik dan sehat apabila lokasi tanamnya sangat sempit dan berhimpit dengan tanaman lain sehingga unsur hara yang didapat dari tanah akan lebih sedikit. Penyulaman Cara ini adalah proses pergantian tanaman yang baru. Jadi apabila tanaman sawi yang telah ditanam ternyata terkena hama serta penyakit dan kemudian sudah terlanjur mati maka dapat diganti dengan tanaman yang baru. Usahakan penyulaman ini tidak terjadi dengan cara rutin merawat tanaman sawi agar terhindar dari penyakit atau ketika tanaman terserang penyakit segera diatasi dengan cara yang telah diberikan di atas. Penyiangan Jadi cara ini dapat dilakukan sebanyak 2 – 4 kali selama masa tanam sawi. Penyiangan ini juga disesuaikan dengan jumlah gulma yang menyerang tanaman. Dengan pemeliharaan ini tentunya tanaman sayuran sawi akan terbebas dari yang namanya gulma, hama, dan penyakit. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya tanaman layu dan mati sehingga tidak terjadi kesia-siaan pada saat melakukan budidaya sayuran sawi. Pemupukan Pemupukan adalah hal yang penting yang harus diberikan kepada tanaman sawi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Pemupukan dapat diberikan pada usia sawi yang sudah menginjak 3 minggu. Pemupukan dapat diberikan dengan menggunakan urea sebanyak 20 kg / ha dengan dosis pemberian sekali seminggu dan hingga masa panen. Pupuk kandang atau pupuk kompos juga dapat digunakan untuk menyuburkan media tanah dan membuat kandungan unsur hara dalam tanah terpenuhi. Jadi tidak hanya tanaman saja yang dibuat subur namun juga media tanahnya. Setelah proses penanaman dan pemeliharaannya, Anda sudah bisa memanen sawi Anda saat berusia sekitar 60 – 65 HST. Cabut seluruh bagian tanaman atau potong batang sawi bagian atasnya saja. Bisa juga dengan hanya memetik daunnya saja Pemeliharaan di atas sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman sayur sawi dan juga agar hasil panen menjadi lebih berkualitas. Pemeliharaan yang tepat juga dapat membuat tanaman sawi menjadi lebih sehat sehingga aman untuk dikonsumsi karena tidak terdapat penyakit yang menggerogoti tanaman tersebut. Agar tanaman dapat tumbuh dengan subur maka diperlukannya pemeliharaan. Segala jenis hama dan penyakit juga dapat diatasi dengan melakukan pemeliharaan. Jadi intinya pemeliharaan itu dapat menunjang kualitas dari tanaman tersebut. Itulah beberapa informasi yang dapat Anda ketahui mengenai cara budidaya sawi di pot atau polybag yang dapat Anda praktikkan dengan mudah. Jadi kini jika Anda dapat menanam sendiri tentunya Anda pun juga tidak perlu repot lagi untuk belanja sayur mayur karena Anda tinggal hanya memetik di halaman atau pekarangan rumah saja. Yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman sayur sawi ini yaitu pemilihan bibit unggul dan proses pemeliharaannya. Kami menyediakan berbagai macam benih sayuran sawi disini. Ada pula benih sayuran lainnya lho, cek katalognya disini yukkk! 🙂 Masuk Bukapolybag bibit dengann hati-hati selanjutnya letakkan bibit pada lubang yang telah disiapkan lalu timbun kembali dan padatkan. 6). Perawatan Tanaman Kopi Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara ditabur atau dibenamkan dengan membuat larikan. Pemangkasan pohon pelindung dilakukan apabila pohon sudah rimbun.Pemangkasan tanaman kopiTahukah Anda bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia? Hal ini tentu wajar lantaran Indonesia memiliki lahan perkebunan sawit yang sangat luas. Salah satunya, daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua yang merupakan penghasil sawit terbanyak. Main nursery merupakan pembibitan lanjutan setelah bibit dari pre-nursery pembibitan awal di transplanting ke polybag besar. Pada kegiatan ini, Anda tentu tidak boleh asal menggunakan ukuran polybag karena sangat mempengaruhi pertumbuhan akar sawit. Pada fase main nursery, gunakan polybag dengan ukuran 40 x 50 dengan ketebalan 0,075 mm. Selain itu, gunakan tanah top soil yang bebas dari inokulum Ganoderma, kemudian diayak agar tanah terpisah dari batu dan sampah. Bagi Anda yang baru menekuni usaha pembibitan sawit atau membuka perkebunan sawit, silakan baca artikel ini. Pembahasan artikel ini dapat membantu meningkatkan wawasan Anda mengenai pembibitan di main nursery yang tepat sehingga sawit akan tumbuh subur dan produktif. Cara Perawatan Pre Nursery hingga Main Nursery Sawit yang Baik1. Persiapan Lahan Pembibitan2. Mengisi dan Menempatkan Polybag3. Pemeliharaan Main NurseryKelebihan Pupuk Organik MOAFSudah Paham Cara Merawat Bibit Di Main Nursery Kelapa Sawit?FAQ1. Apa itu main nursery sawit?2. Bagaimana cara merawat main nursery dengan benar?3. Bagaimana agar bibir sawit tahan terhadap Ganoderma?4. Mengapa harus menggunakan pupuk organik MOAF selama main nursery kelapa sawit? Cara Perawatan Pre Nursery hingga Main Nursery Sawit yang Baik Untuk bisa menghasilkan bibit kelapa sawit yang unggul dan tahan dari serangan Ganoderma atau hama lainnya, ikuti cara pembibitan yang tepat seperti berikut 1. Persiapan Lahan Pembibitan Guna menunjang perkembangan bibit, pastikan Anda memilih lahan dengan topografi yang datar. Pertimbangan penting lainnya dalam menentukan lahan budidaya yakni cukup dekat dengan lokasi sumber air permanen. Sebab, kebutuhan air pada tahap main nursery kelapa sawit cukup tinggi agar tumbuh dengan optimal. Apabila sudah menemukan kriteria lahan yang tepat, maka bisa segera membuat saluran drainase. Anda bisa membangun dan merancang jaringan pipa-pipa untuk penyiraman mengikuti instalasi pipa sekunder. Jika sudah siap membangun sprinkle, lanjutkan dengan menyiapkan media tanam. Supaya akar bibit sawit dapat berkembang dengan optimal, gunakan tanah yang gembur, subur dan bebas dari Inokulum Ganoderma. Setelah tanah top soil diayak, maka tanah top soil tersebut terbebas dari sampah akar, kayu, serta batu. Untuk menyuburkan tanah ayakan tersebut, maka dicampur dengan pupuk organik MOAF dari PKT. Setelah tanah dan pupuk bercampur menjadi homogen, baru masukkan ke dalam large polybag sampai padat. Setelah itu, dilakukan pemancangan dengan jarak segitiga sama sisi berukuran 0,9 x 0,9 x 0,9 meter. 2. Mengisi dan Menempatkan Polybag Anda perlu segera memindahkan bibit sawit yang sudah berumur 3 bulan ke dalam polybag besar. Pastikan mengisi polybag dengan tanah yang sudah dicampur pupuk hingga menyisakan batas bibir 1 cm, lalu guncang polybag agar tanah memadat. Setelah tanah memadat biasanya akan menyisakan batas 3 cm dari atas bibir polybag. Adapun hal sederhana tapi perlu Anda perhatikan ketika mengisi tanah ke dalam polybag, yakni jangan menggunakan tanah menggumpal. Selain itu, pastikan kedua ujung polybag juga tidak terlipat. Dengan demikian, polybag yang sudah terisi tanah dapat berdiri dengan tegak sehingga akan membuat kelapa sawit di dalamnya tumbuh dengan baik pula. 3. Pemeliharaan Main Nursery Pada tahap ini, Anda harus rutin menyiram bibit sawit karena memerlukan air yang cukup untuk proses perkembangannya. Setiap harinya Anda harus melakukan proses penyiraman 2 kali sehari. Satu kantong polybag memerlukan 2 liter air per harinya sehingga sehingga sawit tidak mengalami hambatan pertumbuhan vegetatif. Biasanya, pada celah antar polybag banyak tumbuh gulma yang dapat mengganggu kebutuhan nutrisi bibit sawit. Anda bisa menyianginya supaya bibit sawit tumbuh subur. Lakukan penyiangan ini selama 2 minggu sekali agar lahan pembibitan selalu bersih. Pastikan pula untuk mengontrol tanah dalam polybag sehingga jika ada yang berkurang Anda bisa menambahkannya. Selain itu, luruskan jika ada bibit yang doyong agar tidak tumbuh abnormal. Berikan pupuk untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bibit sawit. Pemberian pupuk tentu harus menyesuaikan usia tanaman agar lebih maksimal. Supaya bibit pada main nursery kelapa sawit tumbuh menjadi pohon yang kuat dan unggul, maka berikan pupuk kelapa sawit yang mengandung 8 unsur hara. Contoh unsur hara tersebut antara lain N, P, K, Mg, B, Zn, Cu, Mn, dan Fe. Anda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, bisa memilih dan mengaplikasikan pupuk organik MOAF dari Plantation Key Technology PKT. Pupuk organik MOAF tidak sekadar menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas. Sedangkan, teknologi CHIPS dari PKT mampu mengendalikan Ganoderma yang merupakan penyakit tanaman kelapa sawit. Kelebihan Pupuk Organik MOAF Adapun segenap manfaat yang dimiliki oleh pupuk organik MOAF dari PKT, yakni sebagai berikut Menetralisir tingkat keasaman tanah tanpa merusak kesuburan tanah. Meningkatkan pertumbuhan akar dan vegetatif bibit seperti pertumbuhan pucuk daun, peningkatan jumlah pelepah, serta pertumbuhan lingkaran pangkal batang bibit Bulb. Kandungan pupuk organik mampu merubah struktur tanah menjadi gembur. Dapat memaksimalkan proses penyerapan air sehingga fotosintesis pun lebih maksimal. Mengoptimalkan perkembangan sel-sel baru pada tunas. Menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk perkembangbiakan patogen Ganoderma. Sudah Paham Cara Merawat Bibit Di Main Nursery Kelapa Sawit? Itulah beberapa tips cara tanam kelapa sawit yang bisa Anda terapkan agar menghasilkan bibit sawit yang berkualitas. Supaya bibit kuat terhadap serangan hama, pastikan memberikan pupuk organik sesuai dengan takaran usia bibit. Bibit yang unggul pasti bisa tumbuh menjadi pohon kelapa sawit yang produktif. FAQ 1. Apa itu main nursery sawit? Main nursery adalah tahap kedua dalam pembibitan kelapa sawit pembibitan dua tahap. 2. Bagaimana cara merawat main nursery dengan benar? Persiapan lahan pembibitan, mengisi tanah ke dalam polybag, mempersiapkan instalasi air sprinkle, dan pemeliharaan. 3. Bagaimana agar bibir sawit tahan terhadap Ganoderma? Berikan CHIPS 21 sebagai pengendali hayati yang dapat mengendalikan penyakit Ganoderma pada tanaman kelapa sawit. 4. Mengapa harus menggunakan pupuk organik MOAF selama main nursery kelapa sawit? Pupuk organik MOAF adalah pupuk ramah lingkungan dan mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.3 Pembibitan Kelapa Sawit. Penyemaian; Kecambah atau bibit sawit dimasukkan ke dalam polibag yang berukuran 12 x 35 cm atau 15 x 23 cm. Sebelumnya polybag tersebut telah diisi dengan tanah lapisan atas yang telah diayak sekitar 1,5 - 2,0 kg. Kecambah sawit atau bibit sawit lalu ditanam ke dalam polybag yang telah berisi tanah sedalam 2 cm.
- ԵՒթоξուчы оቶоклы
- Χомዲцዚкт лαсէжево уմа ሶтуфаклኛ
- ዡևዠоր οቂոφ λуц γጵዘիզዚቪидо
- Ηи стዬքቄ ሎ
- ፓэνогաкеч ևቱιдужαшէ
- Фуኸеξакруና явимуκэզኼ е
Jikasudah, Anda bisa memindahkan sawi ke media tanam tersebut. Caranya cabut benih sawi yang sudah disemaikan tadi dan langsung tanam ke dalam polybag atau pot. Ketika mencapur benih sawi harus hati-hati, jangan sampai akarnya terlepas atau rusak. Jika akar rusak akan membuat pertumbuhan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik.