🌛 Apakah Nama Lain Dari Ibadah Yang Sejati

Padasaat itu, ditemukan merek barang di Indonesia yang sama persis dengan merek barang di Jerman, dan kedua barang ini adalah barang yang sama. Awalnya pemilik merek di Indonesia tidak menyadari ada kesamaan antara mereknya dengan merek lain dari Jerman. Namun, perusahaan dari jerman tersebut mengajukan gugatan di Indonesia sehingga
IBADAH YANG SEJATI ROMA 121 OlehTriputramahasiswa STTIA Kata ibadah bukan merupakan hal yang asing bagi manusia khususnya umat kristen. tapi, kebanyakan orang dalam pengertiannya mendefinisikan ibadah itu adalah hanya ketika mereka datang ke gereja saja. Berikut ini definisi dari pada ibadah 1. Menurut Bahasa Indonesia. Ibadah adalah Perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yg didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2. Menurut Bahasa Alkitab • PL berasal dari kata “äbodah” mengabdi. Artinya ibadah adalah ketaatan pada perintah-perintah Tuhan dan pengabdian kepada-nya seperti pengabdian/pelayanan yang utuh dari seorang hamba kepada tuannya. • PB  Latreia berarti pengabdian’, hubungan dengan dewa-dewa bermakna “ibadah’ penyembahan.  Proskuneo yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap dihadapan tuannya. KESIMPULANNYA Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah adalah pelayanan atau pengabdian seutuhnya kepada Allah, yang dinyatakan baik dalam bentuk penyembahan maupun dalam tingkah laku bukan hanya ketika datang ke gereja saja. Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Roma supaya ibadah itu adalah ”ibadah yang sejati Roma 121”, jemaat Roma adalah Roma 17-8 • Jemaat Yang dikasihi Allah Ay. 7. • Jemaat yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus Ay. 7. • Jemaat yang memiliki iman yang telah tersebar di seluruh dunia Ay. 8. Dari ketiga poin di atas, dapat dipahami bahwa jemaat di Roma adalah jemaat yang sudah mengenal dan percaya serta sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Bukankah kita sama seperti jemaat yang ada di Roma…?? Timbul suatu pertanyaan mengapa Rasul Paulus menulis Roma 121..? ada apa di Roma..? • Di Roma adanya penyembahan-penyem bahan berhala  Penyembahan kepada kaisar  Roma 123-25 – Menggantikan kemuliaan Allah dengan dusta – Penyembahan kepada makhluk ciptaan dengan melupakan pencip tanya • Menyerahkan anggota tubuh kepada dosa/kelaliman 613 Kembali pada tema di atas bagaimana dan apa maksud dari rasul Paulus mengenai ibadah yang sejati berdasarkan Roma 121. Ibadah yang sejati adalah • Hidup adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah saja untuk menempuh kehidupan yang baru, yang menjauhi dosa dan menentang kuasa dosa itu. • Kudus adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan yang suci tanpa cacat cela kepada Allah. • Berkenan adalah ibadah dengan mempersembahkan tubuh hanya kepada Tuhan yang sesuai dengan ukurannya/ standarnya Allah. • Tidak serupa dengan dunia adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah tidak seperti dunia memberikan persembahan. • Tidak memikirkan hal-hal yang lebih tinggi/ tidak ego ay. 3 adalah ibadah dengan menyerahkan persembahan kepada Allah sesuai dengan standar Allah bukan dengan penuh keegoisan atau kesombongan. • Adanya kesatuan hati  saling melengkapi ay. 4-8. di dalam ibadah bukan saatnya untuk saling menonjolkan diri tapi ibadah yang sejati itu adalah ibadah yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain. • Penyerahan hidup sepenuh kepada tuhan sebagai senjata kebenaran 613 adalah orang percaya yang sudah ditebus oleh Kristus tentu ia adalah milik Kristus, tugas dari milik Kristus adalah menyerahkan tubuhnya kepada Kristus sebagai senjata untuk kemuliaan Allah. APLIKASI • Seberapa lama kita menjadi orang Kristen?? • Kita adalah Umat TUHAN. sudahkah kita..?? • Melakukan ibadah yang sejati..?? • Berubah, tidak sama dengan dunia..?? • Menghilangkan keegoisan..?? • Bersatu hati..?? • Penyerahkan hidup sepenuh kepada Tuhan..? BAGAIMANA DENGAN IBADAH KITA ..?? TUHAN YESUS MEMBERKATI, SemangatAS
Karenaitu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (Rom.12:1). Arti kata logikh.n (logiken) adalah yang logis. Sedangkan latrei,an (latreian) itu artinya pekerjaan (service) atau “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 121-2 Perkenalan awal seseorang dengan ibadah biasanya bila ada daya tarik tertentu seperti makanan atau hadiah. Ada juga yang hanya datang ke gereja untuk bertemu teman atau sekedar memenuhi rasa ingin tahu dengan mendengar kisah menarik tentang tokoh-tokoh Alkitab. Daya tarik lainnya adalah perlombaan atau acara menarik saat Natal atau Paskah. Bagi pribadi kanak-kanak yang sederhana, ibadah itu menyenangkan karena banyak teman, hadiah, makanan, dan cerita menarik. Lalu, bagaimana cara ber ibadah yang berkenan pada Allah? Sebelumnya mari lihat ayat-ayat Firman yang memberi pengertian tentang ibadah yang keliru. Kesalahan apa saja yang cenderung kita lakukan dalam ibadah? Dan Seperti apa seharusnya ibadah yang sejati dan berkenan kepada Allah? Ibadah yang Keliru 1. Hanya Perintah Manusia “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” – Matius 159 Mungkin sebagian dari kita menganggap ibadah sebagai kebiasaan turun-temurun dalam keluarga. Suatu rutinitas sejak kecil. Tanpa pengertian rohani, ibadah tampaknya hanya sekadar datang, duduk, dengar, dan pulang. Tanpa rasa haus dan lapar suatu kerinduan akan Tuhan ibadah hanya sekedar suatu aktivitas rutin yang bisa membosankan. Akibatnya, sepulang ibadah, beberapa orang langsung kembali ke kebiasaan lama, takut/kuatir, reaksi emosi yang keliru dan merasa diri benar/congkak. Ibadah demi ibadah yang dijalani akhirnya menjadi sebuah kegiatan fisik tanpa makna rohani yang disertai kerinduan untuk dekat kepada Tuhan. 2. Tidak Dengan Segenap hati Dan berkatalah Samuel kepada bangsa itu “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.” – 1 Samuel 1220 Beberapa waktu lalu, ada seseorang memberi kesaksian bahwa dia sering terlambat dengan berbagai alasan tanpa menyadari bahwa sikap hati nya keliru sampai disadarkan Tuhan dan bertobat. Saya sering terlambat ibadah. Kala itu, saya berpikir Tuhan pasti mengerti keterlambatan ini bukan karena saya malas bangun atau tidur kesiangan. Saya bekerja dan memberi perpuluhan. Dan, saya merasa, Sudah bagus saya tetap pergi ibadah walaupun terlambat. Namun, suatu hari saya sadar bahwa ketika saya terlambat pergi ibadah, sebenarnya saya sudah membuat Tuhan tidak lagi berharga dan penting bagi hidup saya. Menyadari hal tersebut, saya merasa sedih, karena tanpa sadar saya telah menomorsatukan pekerjaan atau hal lain ketimbang Tuhan. Bila Anda sering terlambat datang ibadah? Apa pun alasannya, itu menunjukkan bahwa Anda belum dengan segenap hati datang kepada Tuhan. Jika Tuhan masih berharga dan penting bagi hidup Anda, Anda pasti akan berusaha pergi ibadah tepat waktu. 3. Mencari Keuntungan “… percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. – 1 Timotius 65 Tanpa sadar, ketika kita datang kepada Tuhan dalam ibadah, kita ingin diberkati. Kita ingin usaha kita dilancarkan, jodoh dipertemukan, keuangan diperbaiki, segala sakit-penyakit diangkat, dan hubungan dalam keluarga dipulihkan. Lalu, apakah salah jika kita memiliki pengharapan tersebut? Tentu, berharap itu sah-sah saja. Namun, jika hanya itu yang memotivasi kita untuk beribadah, berarti kita sudah menganggap ibadah sebagai suatu sumber keuntungan. Bukan lagi karena ingin dekat dengan Tuhan dan mengoreksi hidup kita lewat perenungan firman-Nya. Bila tidak ada kasih dan kerinduan pada Tuhan maka tidak ada keinginan untuk memuji dan menyembah Tuhan. Ibadah yang Berkenan Secara khusus di dalam Roma 121-2 yang akan kita bahas ini, rasul Paulus menasehatkan kita untuk tetap mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati. Mari kita perhatikan apakah makna dari masing-masing kata di ayat tsb. berikut ini 1. Hidup. Kata hidup’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani zaō yang secara harafiah berarti bernafas, tidak mati’. Bukan hanya itu saja, kata ini juga mengandung makna segar, kuat, dan efisien’. 2. Kudus. Kata kudus’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani hagios yang secara harafiah berarti sakral, murni, tidak bercacat secara moral’. Orang percaya yang dikuduskan artinya dipisahkan dan disiapkan untuk setiap pekerjaan yang mulia 2 Timotius 221. 3. Berkenan kepada Allah. Kata berkenan’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani euarestos yang secara harafiah berarti menyenangkan, dapat diterima’. Dari ketiga makna yang rasul Paulus tekankan di atas, maka dapat dipahami bahwa ketika kita mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, haruslah dengan potensi/karunia terbaik yang kita miliki, yang disertai dengan pertobatan dari dosa, dan menjalani segala sesuatunya sesuai dengan kehendak Allah, bukan sesuai keinginan kita. Dengan demikianlah kita sedang melakukan ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati adalah ketika kita menjaga tubuh dan hidup kita agar tetap kudus sehingga berkenan kepada Allah. Tubuh dan hidup yang kudus berarti kita tidak mencemari diri dengan dosa. Tidak merusak bait Allah dalam tubuh kita dengan makanan tidak sehat, minuman keras, atau obat-obatan terlarang. Anda memastikan hidup kita dipakai sebagai alat kebenaran untuk Tuhan. Hidup kita mencerminkan kemuliaan, kebesaran, dan keindahan dari Allah sendiri. Rasul Paulus menekankan ini karena persembahan merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah ibadah. Dalam konteks Perjanjian Lama, pemahaman persembahan selalu merujuk kepada hewan kurban, dan hewan yang mau dipersembahkan harus sempurna, yaitu yang tidak bercacat cela. Namun, Kristus telah mati bagi kita di atas kayu salib, sehingga Paulus hendak menekankan bahwa tubuh kitalah yang menjadi persembahan itu sendiri, yang artinya di mana pun kita berada, kita sedang melakukan ibadah kepada Tuhan. Ini semua dapat kita lakukan dengan sukacita bila di sertai dengan perubahan pola pikir “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” – Roma 122 Ibadah yang sejati menuntut adanya perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir seperti apa yang Tuhan maksud? • Tidak lagi menilai segala sesuatu hanya dari materi, tetapi rela meluangkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk membantu orang lain mengenal Tuhan secara cuma-cuma. “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” – 1 Tesalonika 28 • Pemikiran duniawi iri hati, amarah, dendam, kebencian digantikan dengan pemikiran yang rohani bersyukur, sabar, mengampuni, mengasihi. “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” – Roma 612 • Prinsip hidup yang tidak sesuai firman Tuhan berbohong demi kebaikan, yang penting happy, “jangan ganggu saya, toh, saya tidak ganggu kamu” tak lagi berlaku. Sebaliknya, kita memegang teguh kejujuran, ketulusan, peduli pada hidup orang lain, serta melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan. “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia.” – Efesus 417 Sudahkah Anda memiliki ibadah yang sejati, yang berkenan kepada Allah? Apakah ibadah Anda selama ini menjadikan Anda pribadi yang merefleksikan gambaran Tuhan—kasih-Nya, pengampunan-Nya, kecintaan-Nya akan Bait Allah, dan kepedulian-Nya terhadap orang miskin dan yang membutuhkan pertolongan? Kalau belum, mari kita sama-sama belajar untuk hidup kudus dan memperbaiki pola pikir, di manapun kita berada agar ibadah kita berkenan kepada Tuhan. A. Keluarga Keluarga adalah persekutuan gereja dalam ukuran yang terkecil. Dalam keluarga ada peran sebagai orangtua, suami, istri dan anak. Peran kita berbeda, tapi melihat apa yang sudah dibahas sebelumnya, setiap peran yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita harus kita jalani dengan yang terbaik. Kehendak Allah kepada pribadi kita dalam sebuah keluarga dapat dilihat dari Efesus 522-28, 61-4, yakni sebagai pasangan suami istri harus menjalani kekudusan dengan setia pada pasangannya. Sebagai orangtua kita harus mendidik anak kita dengan nilai-nilai Firman Tuhan. Sebagai anak, kita bisa menghormati dan berbakti kepada orangtua kita. Inilah pelayanan kita di dalam keluarga sebagai wujud dari mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. B. Lingkungan Pekerjaan Dalam mempersembahkan tubuh kita sebagai wujud ibadah berikutnya adalah dalam lingkungan pekerjaan. Orang percaya dipanggil untuk bekerja, tetapi bukan sekedar bekerja, namun ia harus mampu menghasilkan buah Filipi 122. Tuhan Yesus pun mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu hal yang lebih dari yang diminta do extra mile – Matius 541. Seorang pimpinan dapat do extra mile dengan selalu mendukung bawahannya untuk bekerja lebih produktif, dan tidak lupa memberikan apresiasi untuk setiap pekerjaan baik yang telah dikerjakan. Seorang karyawan dapat do extra mile dengan cara tetap bertanggung jawab dan proaktif dalam mengerjakan pekerjaan lebih dari yang mungkin diharapkan oleh atasannya. Kita perlu mengingat nasehat Rasul Paulus bahwa apa pun yang kita perbuat, kita perbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 323 Pekerjaan dan ibadah adalah satu kesatuan. Bekerja dengan cara melakukan yang terbaik disertai kejujuran dan melakukan semuanya dengan ketulusan untuk kemuliaan Tuhan, maka inilah wujud nyata dari mempersembahkan tubuh kita yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. C. Lingkungan Sekitar Kita adalah makhluk sosial, kita adalah pribadi yang Tuhan percayakan lahir di bangsa ini dengan masyarakat yang beragam. Di tengah-tengah keadaan ekonomi yang kurang baik saat ini, tentulah makin banyak orang-orang yang merasakan imbasnya, apalagi bagi orang-orang yang sejak semula memiliki kondisi ekonomi yang lemah. Orang percaya juga dipanggil untuk memperhatikan kelangsungan hidup mereka ini sesuai dengan apa yang Firman Tuhan katakan di Amsal 1917, “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.” Tidak perlu tunggu harus menjadi lebih berada untuk menolong orang yang kesusahan. Jika kita mau memberikan persembahan yang terbaik sebagai wujud ibadah yang sejati, inilah saatnya kita menolong orang disekitar kita yang mengalami kesusahan. Hal ini serupa apa yang dikatakan Ibrani 1316 “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” Jika sebelumnya kita berpikir bahwa mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah hanya dengan melakukan pelayanan atau pekerjaan di lingkungan gereja, sekarang kita memahami bahwa kehadiran kita di dalam keluarga, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sekitar adalah wujud nyata dari paradigma baru dalam mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah di zaman ini. Hal-hal ini selain merupakan wujud nyata penerapan dari Roma 121-2, juga merupakan wujud nyata menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia ini. Matius 513-16 Dan semakin banyak orang dunia yang mengenal Kristus melalui kita, maka kita pun akan menggenapi panggilan kita untuk menjalankan Amanat Agung. Amin, image source 2 Penghambaan Khusus. Yakni suatu penghambaan yang berupa ketaatan secara umum. Pada jenis penghambaan khusus ini meliputi seluruh orang yang beribadah kepada Allah SWT dan mengikuti syariat-Nya. Ibadah: Pengertian, Macam, Syarat & Cakupannya (Dalil) 3. Penghambaan Sangat Khusus. Yakni suatu penghambaan para Rasul ‘alaihimush shalatu was

Oleh Dr Khairan Muhammad ArifAllah SWT berfirman, “Di antara manusia, ada yang menyembah Allah sekadar ritual formalitas, bila dia mendapat suatu manfaat dari ibadahnya, dia merasa puas, namun bila dia ditimpa ujian fitnah, dia berbalik menjadi kafir. Orang ini merugi di dunia dan akhirat, itulah kerugian yang sangat besar.” QS al-Haj11.Ayat ini adalah salah satu dari pesan penting surat al-Haj mengenai hikmah perintah ibadah haji. Tujuan ibadah haji di antaranya adalah membersihkan iman yang bersifat pragmatis dan ibadah ritual simbolis dan formalitas menjadi iman dan ibadah yang hakiki dan sejati. Allah SWT menjelaskan, orang yang beribadah simbolis dan formalitas dalam semua bentuk ibadahnya seperti shalat yang tidak khusyuk, tilawah Alquran tanpa tadabur merenungkannya dan menghadirkan hati, atau infak untuk meraih popularitas, zikir yang riya, dan semua ibadah yang sekadar ritual simbolis tanpa hati, adalah ibadah yang tidak dapat membentuk karakter dan integritas dalam diri seseorang. Ibadah model ini hanya melahirkan pribadi-pribadi cengeng, mudah mengeluh, penakut, pesimistis, pengecut, bahkan oportunis yang pada akhirnya tidak mampu memikul beban hidup dan ujian dari Allah ibadah khusyuk yang menghadirkan hati dan akal sehingga menjadi sarana audiensi antara hamba dan Sang Khalik adalah ibadah sejati dan substantif. Ibadah seperti inilah yang dimaksud oleh Fudhail Ibnu Iyadh, seorang ulama dari generasi tabi’in, ketika ditanya tentang ibadah terbaik, ia menjawab, ibadah yang ikhlas dan benar sesuai abid ahli ibadah sejati adalah mereka yang selalu merindukan untuk sujud di sajadahnya, merindukan waktu-waktu tahajudnya, dan mendambakan saat-saat munajatnya. Salah seorang salafus saleh berkata, “Hanya satu yang paling aku tidak sukai di dunia ini ketika fajar terbit. Mengapa? Karena, tahajud dan munajatku pada malam hari akan terputus bila fajar mulai terbit.”Ibadah seperti di ataslah yang akan melahirkan hamba-hamba yang berkarakter sebagai berikut Pertama, para rijal’ tokoh yang berkarakter. Ibadah khusyuk dan bukan sekadar simbolis akan memproduksi para ulama dan para pemimpin abadi. Kedua, ibadah sejati dan terbaik melahirkan para pejuang sejati, prajurit pemberani, dan manusia-manusia yang optimistis, giat, rajin, dan profesional. Ketiga, ibadah sejati dan khusyuk melahirkan para perindu syahid dan sebaliknya, ibadah yang sebatas simbolis dan formalitas akan melahirkan pribadi-pribadi pengecut dan penakut, oportunis, pragmatis, karakter pencuriga, dan berprasangka buruk pada orang lain. Pribadi yang pelit dan takut berkorban, pribadi yang pesimistis, tak berani melakukan terobosan, dan inisiatif. Bila karakter model ini dipelihara dalam kehidupan, orang seperti ini menjadi manusia yang paling merugi di dunia dan ibadah haji untuk menghindarkan umat dari penyakit-penyakit kepribadian di atas. Karena itu, mereka yang berhaji atau berumrah bukan karena Allah dan mencari ridha-Nya, haji dan umrahnya menjadi sia-sia. Dia akan rugi di dunia dan akhirat. Wallahu a’alam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

Dalam bagian pertama tulisan bersambung ini, telah dipaparkan dua simbol iluminati yang harus diketahui. Berikut simbol-simbol lainnya: 3. Simbol Burung Hantu (The Owl) The Owl was the symbol for Minerva, the goddess of wisdom. The Enlightened Ones see themselves as the wise rulers of the planet. Burung Hantu atau dalam bahasa Inggris
Mazmur 95 ini adalah satu Mazmur yang cukup terkenal dalam keseluruhan koleksi Mazmur, dalam bahasa latin Mazmur ini sering disebut Mazmur venite, Mazmur yang mengajak kita untuk beribadah kepada Tuhan, and therefore Mazmur ini sepanjang sejarah gereja seringkali dijadikan satu primer untuk mengajarkan kepada gereja apa itu ibadah. Ada satu kesaksian dari seorang pendeta yang terkena kanker tiroid, lalu dia harus dioperasi dst., kemudin yang interesting waktu dia mengalami kanker tersebut adalah waktu dia bergumul, dan pada akhirnya dia memang recover dari tiroid, operasi kankernya sukses. Sebelum dia masuk ke meja operasi, dia benar-benar bergumul dengan semua keluarganya dan dia mengatakan hal ini, dia berkata, hal yang membuat saya bisa mengarungi problematika hidup ini dengan damai, itu ternyata bukanlah ketika saya berdoa kepada Tuhan dengan permintaan-permintaan. Waktu kita ada susah hati atau kesulitan dalam hidup, naturally respon kita itu apa? Respon kita adalah minta berbagai hal kepada Tuhan, kita datang kepada Tuhan dengan berbagai petisi dan permintaan, kita datang kepada Tuhan dengan meminta, Tuhan tolong berikan saya ini, tolong sembuhkan saya dst. Tetapi pendeta mendapatkan kedamaian bukan karena berdoa meminta kepada Tuhan, tetapi karena dia berbadah kepada Tuhan, dia worship, menyembah kepada Tuhan. Mazmur yang sudah kita baca ini punya beberapa poin yang bisa kita bagi-bagi, yang pertama kita bisa bahas yang mengajarkan kepada kita apa itu yang namanya ibadah? Ibadah adalah ketika kita menilai sesuatu sebagai hal yang terutama dalam hidup kita, ketika kita memberikan satu ultimate kepada sesuatu, sehingga seluruh hidup kita itu diorientasi, dikuasai oleh hal tersebut. Dalam Mazmur ini kita bisa melihat hal itu dengan jelas, kalau kita melihat bahasa yang diberikan dalam Mazmur ini, misalnya dalam ayat 1, “mari kita bersorak-sorak menghadap wajahNya dengan nyanyian syukur”, bersorak-sorak itu bahasa apa? Itu adalah bahasa emosi, datang kepada Tuhan dengan emosi, “bersorak-sorak”, rejoicing in the Lord, lalu coba kita lihat ayat 6, ada kata “marilah” yang kedua dan di situ kata yang diberikan adalah sujud menyembah, berlutut, kalimat ini bahasa apa? Ini adalah bahasa yang sekarang involve kehendak kita, kita bukan hanya rejoicing, bersoarak-sorak kepada Tuhan, bukan hanya itu, tetapi kehendak kita itu ditundukkan di dalam Tuhan. Lalu hal yang kedua adanya kehendak yang bersujud, kehendak kita ditundukkan dihadapan Tuhan dan bagian yang terakhir dari Mazmur ini waktu dikatakan jangan keraskan hatimu, pikirkn pada waktu nenek moyangmu mencobai dst., itu adalah bahasa logika, itu adalah bahasa yang mengajak kita untuk merenungkan dan berpikir. Mazmur ini sedang mengajak kita beribadah untuk involve seluruh fakultas hidup kita, baik itu emosi, kehendak atau rasio kita. Dan ini satu hal yang penting waktu kita bicara tentang ibadah, karena ibadah zaman sekarang, bukan hanya di gereja karismatik, tetapi juga di gereja kita hari ini, itu seringkali terfragmentasi antara hal ini. Kalau kita datang dalam satu kebaktian, kita mengikuti ritual-ritual a, b, c dst., kita mengafirmasi doktrin, kita mengakui iman dsb., tetapi lalu kita tidak mengalami cukacita, kita tidak bersyukur, maka itu bukan ibadah. Hal yang sama juga kalau kita balik waktu kita pergi ke satu kebaktian, wah secara emosi itu great, secara emosi kita bisa nangis-nangis, di situ ada satu perasaan ekstase, tetapi lalu kita kebaktian itu tidak mengubah pola hidup kita, tidak mengubah kehendak kita, tidak mengubah pengertian kita, itu bukan ibadah. Atau kita datang juga ke dalam satu ibadah dimana kita berlutut, kita duduk, tetapi kita tidak ada nyanyian syukur, tidak ada sorak-sorai, kita tidak ada perubahan secara pikiran, sekali lagi, kita berlutut di dalam kehidupan kita, bukan hanya di dalam kebaktian, probably itu juga bukan ibadah. Itu mungkin kita sedang mengalami satu pengalaman emosional saja, pengalaman estetika atau pengalaman kultural, mungkin sama dengan kita datang ke konser, kalau kita senang dengan musiknya, kita bisa emosional waktu mendengar, tetapi itu bukan ibadah. Karena yang namanya ibadah di dalam alkitab, itu kondisinya jelas sekali, yang namanya ibadah adalah ketika seluruh hidup kita, tidak ada yang tersisa, itu terfokus mengorbit pada satu hal dalam hidup kita adalah ketika seluruh keberadaan kita itu dipengaruhi dan seluruh keberadaan hidup kita hanya bisa dipengaruhi ketika kita menetapkan sesuatu sebagai yang ultimate, sebagai yang terutama. Kalau kita perhatikan Mazmur ini semua yang dilakukan baik emosi, kehendak atau rasio-nya, itu semuanya yang dibangkitkan, yang menggerakkan dia itu hanya satu hal, kembali pada satu hal, kita lihat ayat 3 ada kata “sebab…,’kenapa beremosi begitu luar biasa? “Sebab Tuhan Yahwe adalah Allah yang besar”, karena saya melihat Allah yang besar ini maka saya bersorak-sorai, lalu dalam ayat 6 kenapa kehendak kita ditundukkan? Jawabannya ada di ayat 7, sebab Dia adalah Allah kita, Dia bukan hanya Allah yang besar, tetapi Dia adalah Allah kita dan Dia, Allah yang adalah Gembala bagi kita, kitalah umat gembalaanNya, tangan kita dituntun, Dia menjadikan kita dst., and therefore kita berlutut kepada Dia. Dalam bagian ini pemazmur sedang mendaftarkan, sedang membuat list, Allah itu seperti ini loh, Allah itu terhadap kita begini dan Allah itu mengatakan seperti ini dan semua yang dikatakan itu meng-engage seluruh hidup kita. Seluruh hidup kita itu ter-engage ketika Allah menjadi sesuatu yang ultimate, yang utama dalam hidup kita. Ilustrasi yang bagus untuk membuat kita menjadi sadar akan realita ini adalah ketika seorang wanita diwariskan sebuah liontin yang begitu berharga, lalu dia membawa liontin ini kepada seorang penjual perhiasan untuk mengetahui seberapa berharga liontin ini dan ketika penjual perhiasan ini mengamati, betapa dia sadar bahwa liontin ini lebih berharga dari semua perhiasan yang ada di tokonya. Dan waktu si wanita ini menerima liontin ini, dia juga menerima dengan tangan yang bergetar, seluruh tension dari dirinya terfokus pada hal ini, karena dia menyadari bahwa selama ini hidupnya tidak merefleksikan kepemilikannya terhadap hal ini. Dia menyadari bahwa selama ini dia tidak tahu seberapa berharganya hal ini dan setelah dia tahu yang terjadi adalah seluruh hidupnya akan berubah bukan? Itulah ibadah, itulah yang pemazmur sedang mengajak kita untuk melakukan. Ketika kita beribadah itu sedang mengajak kita untuk melakukan apa yang si ahli perhiasan tadi lakukan, mungkin mulai dengan rasional, mulai dengan membuat list, Tuhan kita ini siapa? Dia mengatakan apa? Dst., dan semua itu dilakukan supaya kita sadar seberapa berharganya Dia, supaya kita sadar, sebenarnya seberapa berarti Tuhan dalam hidup saya ini? Yanga namanya menyembah, ibadah adalah untuk melihat, untuk menyadari, tetapi kita tidak berhenti sampai di situ. Kalau kita benar-benar menyadari Allah kita siapa, maka seluruh hidup kita akan mulai mengorbit kepada Allah tersebut, itulah ibadah. Jadi ada dua aspek, seringkali kita bicara bahwa ibadah itu mengenai hadirat Allah, bukan hanya itu, kalau kita benar-benar masuk dalam hadirat Allah, hidup kita pasti akan berubah. Sama seperti kita datang ke presiden, kita tahu bahwa presiden bukan orang biasa, waktu kita kembali dari kediaman presiden, maka kita bukan orang yang sama, ya kan? Itu pengalaman yang mau kita katakan dalam bagian ini, itu ibadah. Indonesia itu bukan negara ateis, di dalam negara ini orang punya Allah mereka, mereka tahu ada Allah termasuk kita pada hari ini sebagai orang kristen, tahu ada Allah dan punya Allah. Kita memiliki Allah seperti itu, seperti si wanita tadi memiliki liontin-nya itu sebelum dia menyadari harga dari liontin tersebut, sama sekali tidak berpengaruh pada hidup kita, memang kita punya Allah, tetapi tidak berpengaruh terhadap kita. Allah itu mau ngapain itu tidak berpengaruh sama hidup kita, karena kita tidak sadar siapa Dia, itu bedanya antara orang kristen dengan non kristen atau bahkan bedanya antara orang kristen yang hidupnya ditransformasi dengan orang kristen yang hidupnya berjalan begitu-begitu saja. Jadi perbedaannya itu bukan masalah kepercayaan lagi, bukan masalah percaya ada Tuhan, bukan, bedanya adalah di dalam ibadah, apakah kamu beribadah pada Tuhan atau hanya sekedar percaya, itu dua hal yang berbeda, ini hal penting untuk kita bedakan di sini. Karena yang namanya ibadah itu bukan sekedar percaya, yang namanya ibadah adalah memberikan status ultimate, memberikan status terutama pada Allah tersebut, memberikan nilai paling tinggi, ultimate value pada Allah. Kadang-kadang kita kan suka mengkritik orang karismatik, mereka beribadah kok hanya main perasaan, ya memang betul. Ibadah jadi bukan ibadah kalau hanya bermain perasaan, tetai kita juga harus sadar satu hal, bukan berarti kita kebal terhadap kritik ini. Karena ibadah juga bukan hanya masalah kekaguman terhadap doktrin, ibadah juga bukan hanya masalah pengakuan iman dan afirmasi satu teologi yang sudah kita pegang ratusan tahun, itu juga bukan ibadah. Ibadah bukan hanya itu, ibadah lebih dari pada itu dan tidak kurang dari apa yang tadi sudah kita bicarakan. Mungkin reaksi kita adalah wah kok sulit sekali kalau ibadah harus seperti itu, sebetulnya selama ini kita ngapain? Kalau ibadah seperti yang sudah kita sebut tadi, mungkin selama ini kita tidak pernah beribadah, saya tidak pernah ada pengalaman seperti itu dalam hidup saya, and therefore saya juga tidak pernah lihat, and therefore saya tidak pernah mengalaminya. Salah, kita bisa lihat di ayat 3 pemazmur mengatakan, “Sebab Tuhan adalah Allah yang besar dan Raja yang besar mengatasi segala allah”. Setiap kita itu sudah menyembah pada sesuatu, sudah mempunyai satu hal dalam hidup kita yang kita anggap terutama, kita sudah beribadah kepada sesuatu, kita sudah memberikan penilaian ultimate itu kepada sesuatu, buktinya apa? Karena selama ini hidup kita sudah mengorbit pada sesuatu, alkitab melihat manusia itu tidak pernah netral, alkitab tidak pernah melihat manusia sebagai mahluk yang tidak beribadah, lalu sesudah itu beribadah kepada Allah yang benar, tidak seperti itu. Alkitab tidak pernah melihat seperti itu, dalam hal ini bahasa alkitab sangat jelas, seperti dalam Efesus 4, orang yang tidak mengenal Allah itu digambarkan bukan sebagai orang yang tidak sadar, tidak tahu, tetapi digambarkan sebagai orang yang tidak peduli, bahkan dalam terjemahan bahasa Indonesia disebut degil. Kalau kita ikut kelas pengabaran injil, salah satu poin yang biasanya ditekankan dalam kelas tersebut adalah bahwa hati manusia itu tidak pernah netral terhadap injil. Yang diajarkan adalah kita harus mengasumsi bahwa hati manusia berdosa itu melawan Allah, benci terhadap kebenaran, itu yang alkitab ajarkan. Seperti dalam kitab Roma ada dikatakan, orang yang tidak mengikut kebenaran, digambarkan itu bukan menukar kebenaran dengan ketidaktahuan, tetapi menukar kebenaran dengan kebohongan, bahasa yang dipakai sangat-sangat jelas, secara aktif menekan kebenaran, bukan tidak tahu kebenaran, tetapi menekan kebenaran. Ada hal yang menarik di dalam dunia ini kan ada filosofi yang dibagi dua, namanya dualisme kepercayaan, bahwa di dalam dunia ini ada kekuatan yang baik dan kekuatan yang jahat, kekuatan yang baik senantiasa berperang dengan yang jahat. Kenapa kepercayaan ini salah? Bagaimana membuktikannya salah? Karena yang jahat tidak pernah melakukan yang jahat demi yang jahat, tidak ada seperti itu. Kan ada banyak orang jahat, tetapi tidak ada orang yang jahat melakukan sesuatu yang jahat karena dia anggap itu jahat, misalnya orang yang suka membunuh bukan karena dia tahu bahwa membunuh itu jahat, maka dia membunuh, bukan, tetapi karena menurut pemikirannya, yang namanya membunuh itu adalah hal yang menyenangkan untuk dia. Jadi dia melakukan itu karena dia menyenangi hal itu, hal yang jahat itu baik buat dia, jadi tidak ada orang yang melakukan kejahatan karena dia anggap hal itu jahat, tidak ada. Makanya sering kita mengatakan, hal yang jahat itu apa sih? Kita percaya setan tidak membuat apa-apa yang baru di atas dunia ini, kita harus sadar bahwa kosmologinya seperti itu, yang dilakukan setan hanyalah mengambil ciptaan Allah yang baik dan membuat kamu mengingininya secara jahat. Yang mau saya katakan adalah antara jahat dan baik itu tidak netral, yang namanya jahat itu tidak bisa eksis sebagai yang jahat kalau tidak ada yang baik, yang namanya baik itu bisa eksis pada dirinya sendiri. Indeed makanya di dalam Roma 516 Paulus mengatakan, bahwa setiap manusia adalah hamba dari sesuatu, alkitab jelas membagi manusia dalam dua type, bukan antara yang menyembah dan tidak menyembah, bukan antara mereka yang sedang mengorbit Tuhan dan sedang terbang-terbang tidak jelas, bukan. Karena setiap manusia sedang mengorbit sesuatu, masalahnya adalah apa yang diorbit itu benar atau tidak, pantas diorbit atau malah mengacaukan si pengorbit, itu masalahnya, makanya kita harus mengetahui bahwa beribadah yang sudah dijelaskan di atas bukan hal baru bagi kita. Kita sudah melakukannya, tidak ada satu manusia pun di dalam dunia yang tidak tahu bagaimana caranya beribadah, karena setiap kita sudah beribadah kepada sesuatu. Di sini kita belajar satu hal, kalau esensi dari ibadah adalah menilai sesuatu sebagai yang terutama, membuat sesuatu menjadi yang terutama dalam hidup kita, maka untuk kita bisa beribadah dengan benar kita perlu mengenali dahulu hati kita selama ini kiblat kemana? Dan proses ibadah yang benar adalah mentransfer kiblat ini kembali kepada Allah yang sejati, itu yang namanya beribadah. True worship bukan mengelurkan sesuatu yang baru ada, true worship adalah memindahkan sesuatu yang sudah ada kembali kepada Tuhan dan inilah kenapa hidup kita pasti berubah kalau kita melakukannya. Di dalam Mazmur yang sudah kita baca tadi dikatakan, Allah ini adalah Allah yang besar, Allah yang mengatasi segala allah yang lain, lalu kita mulai mengatakan lagi, inikan berbicara mengenai orang-orang animisme, ya memang pada zaman itu mempunyai allah yang banyak, zaman itu bukan seperti zaman kita hari ini, zaman itu sudah lewat, kita salah kalau berpikir seperti itu. Apa selama ini kita merasa tidak mengorbit sesuatu dalam hidup kita? Apakah kita merasa bahwa kita tidak punya allah-allah yang lain dalam hidup kita? Ya memang kita tidak punya patung dalam rumah kita, tidak punya berhala-berhala, hio dsb., tetapi setiap kita memiliki our most deepest and desperate desire dan hidup kita mengorbit hal itu. Setiap kita punya sesuatu yang kalau saya memiliki ini, maka saya tahu saya punya sesuatu, kalau saya mendapatkan ini, maka saya punya arti dalam hidup saya, kalau saya punya ini, maka saya akan bahagia dalam hidup saya, kita semua punya itu. Kita tidak harus punya barang itu untuk bisa meng-ilah hal itu, indeed biasanya kalau kita sudah punya, kita menggantikan dengan hal lain, karena kita menemukan bahwa ternyata hal ini tidak membuat saya bahagia, tadinya saya pikir kalau saya punya pacar hidup saya akan wah, tetapi setelah saya punya pacar akhirnya banyak trouble yang datang dengan pacar saya. Maka sekarang saya alihkan, saya ganti ke orbit yang lain, nah ini, kalau saya punya ini, maka hidup saya akan ok dan begitu saya punya kekayaan, lalu saya sadar bahwa kekayaan membuat saya pusing, maka gagal lagi, mencari hal yang lain lagi dst., hidup manusia terus seperti itu. Yang kita cari, yang menjadi desire kita itu adalah allah kita dan allah kita mengontrol kita, orang yang hidupnya mencari kuasa akan dikuasai oleh kuasa, kalau orang hidupnya hanya mencari uang, maka hidupnya akan dikuasai oleh uang, hidupnya mengorbit pada uang, orang yang mencari pengakuan orang lain, maka hidupnya dikontrol oleh apa yang orang lain tersebut katakan pada dia, itulah allah-allah dalam hidup kita. Satu hal yang jelas di sini adalah bahwa manusia tidak pernah mengontrol hidupn ya sendiri, itu kebohongan zaman modern, manusia selalu dikontrol oleh allah dalam hidupnya. Sekali lagi, setiap dari kita itu harus hidup untuk sesuatu, ada hal-hal dalam hidup kita itu sangat-sangat ingin mendapatkan, ada hal-hal kita sangat takut untuk kehilangan, ada hal-hal yang kita akan depresi kalau ada sesuatu yang terjadi pada hal tersebut dan kalau kita mau jujur, relasi kita terhadap hal itu adalah relasi yang bersifat penyembahan atau ibadah bukan? Ultimate value, label terutama telah kita tempel pada hal ini dan jadinya seluruh hidup kita diorientasi pada hal ini, dan sekarang kita mulai sadar, kenapa ibadah kepada Allah yang benar pasti mengubah hidup kita, pasti. Sebenarnya seluruh problem hidup kita itu berapa pada apa? Kenapa beberapa orang itu depresi pada waktu mereka diputusin sama pacar? Kenapa ada yang tidak? Tetapi ada orang yang kalau diputusin pacar tidak depresi, tetapi kalau uangnya hilang dia depresi dan juga sebaliknya bisa terjadi, kenapa bisa begitu? Karena ultimate problem dalam hidup kita itu lahir ketika kita itu menyembah sesuatu, maka kalau kita kembali orientasi kepada Allah yang benar, itulah yang akan menjadi obat bagi segala problem ini. Kalau kita menyadari nilai sesungguhnya dari relasi kita dengan Tuhan, kita akan kebal terhadap naik turunnya relasi kita yang lain hanya kalau kita sadar betapa penilaian Tuhan terhadap kita itu adalah penilaian yang penting dan kita sudah mendapatkannya, karena Kristus sudah mati buat kita dan Tuhan mencintai kita dalam Kristus, Tuhan sudah approve kita, sudah mengadopsi kita dalam Kristus, maka apa artinya penilaian orang lain itu? Inilah kenapa ibadah akan mengubah hidup kita. Kalau senantiasa kita sering susah hati, takut dengan penilaian orang lain, depresi kalau kita dicela, susah mengampuni atau kita sering mengingat kegagalan-kegagalan diri, kita semua seringkali begitu, satu-satunya obat yang akan menyehatkan kondisi seperti ini adalah ketika kita mengembalikan kitblat hati kita dari tempat mereka berada sekarang, kembali kepada Allah. Itu adalah ibadah, ibadah itu bukan hanya datang ke gereja lalu melakukan berbagai ritual, bukan, ibadah adalah mengenali terlebih dahulu bahwa kita sudah punya Allah. Maka seluruh proses ibadah adalah berusaha untuk mengembalikan, mereorientasi kembali siapa yang harusnya mendapatkan hidup kita. Apakah kita sadar kenapa ibadah kita dibuat seperti ini? Apakah kita sadar bahwa setiap bagian dari liturgi ini dibuat dengan pemikiran ini, bahwa setiap lagu yang kita nyanyikan itu di desain untuk membuat kita kembali kepada Allah yang benar. Setiap item yang ada di dalam liturgi ini, semuanya itu seharusnya adalah untuk membuat kita sadar siapa Allah yang sesungguhnya di dalam hidup kita, harusnya seperti itu. Tetapi setiap aksi ibadah kita semua pada hari ini imperfect, and therefore kita melakukan ini tidak langsung jadi, kita melakukannya sedikit demi sedikit, kita dirubah sedikit demi sedikit. Tetapi kenapa ibadah kita lakukan terus-menerus? Karena di dalam hidup kita sehari-hari ada kejadian dimana kita itu mulai tergiur dengan allah yang lain, itu sebabnya setiap minggu kita kembali ke gereja untuk di recharge, untuk dikembalikan, untuk orbit kita ditarik, itulah sebabnya firman Tuhan diberikan supaya kita sadar idolatry yang kita lakukan dan kita kembali kepada Allah yang benar. Hanya Allah yang seperti ini yang akan membuat kita puas dengan hidup kita, allah yang lain tidak ada yang seperti ini, kalau kita dapat allah yang lain, kita akan kecewa dan kalau kita gagal dengan allah tersebut, tidak ada pengampunan, kalau kita hidup bagi achievement, kalau kita gagal, seumur hidup kita akan dihantui, seperti itu kan ya? Kita pernah kan mendapati orang seperti itu, harusnya dulu saya jual perusahaan itu, harusnya dulu saya ambil kesempatan itu, harusnya, harusnya……,dst., ya itulah orang yang hidup mengorbit kepada sesuatu. Allah kita itu satu-satunya Allah yang akan memuaskan kita kalau kita berhasil mendapatkan Dia dan mengampuni kita kalau kita menggagalkan Dia, karena Dia sudah menebus seluruh hidup kita. Kita semua harus menyadari satu hal kenapa ibadah itu penting, ibadah penting bukan supaya kita melakukan ritual a atau b, bukan, tetapi karena ibadah adalah the ultimate need dari hati kita, hidup kita membutuhkan hal ini dan kalau kita tidak menyadari hal itu, kita akan terus masuk ke dalam problematika itu. Bagaimana supaya kita bisa lebih skillful, lebih perfect dalam ibadah? Ada satu hal yang kita perlu tahu untuk melakukan ibadah yang benar yaitu komunitas, kita lihat Mazmur 95 tadi, dalam bagian ini jelas sekali dikatakan bahwa kita itu dipanggil untuk beribadah di dalam satu komunitas, dalam satu group. Pada hari ini kalau kita lihat problem gereja salah satunya adalah kalau kita ditanya apa alat rohani yang bisa membangun spiritualitas kita untuk membuat kita bertumbuh secara rohani? Biasanya yang pasti kita sebut adalah saat teduh dan doa pribadi, dalam gereja kita ini tidak heran hal-hal seperti sakramen perjamuan kudus, baptisan itu bukan sesuatu yang paling atas. Tetapi kita bisa katakan ini, ibadah pribadi kita, meskipun kita harus melakukannya, di dalam alkitab lebih kita melihatnya sebagai satu persiapan menuju kepada ibadah yang corporate, kenapa kita mengatakan hal ini? Sebagai penutup ada satu ilustrasi, Lewis memiliki satu kelompok teman, mereka ada tiga orang, mereka sangat akrab dan satu hari salah satu dari mereka meninggal, si Charles, lalu C. S Lewis bepiikir maka saya sekarang memiliki Ronald hanya untuk saya saja, saya akan mendapatkan Ronald secara utuh bagi diri saya, tetapi ternyata tidak, kenapa? Ternyata C. S Lewis menemukan, ada hal-hal dalam diri Ronald yang hanya Charles saja yang bisa membawa kepermukaan, misalnya, dia tidak akan bisa lagi melihat reaksi Ronald terhadap lelucon-lelucon Charles, karena sisi yang itu hanya dia yang bisa mengeluarkan sisi itu. Maka ketika saya bersahabat, adanya sahabat yang lain, itu tidak akan mengambil sahabat ini pergi dari saya, justru dia akan menambah sahabat ini pada saya. Lewis mau mengatakan, kasih persahabatan itu adalah kasih yang ketika dibagi, itu tidak berkurang, kasih persahabatan itu justru bertambah seiring dengan jumlah sahabat yang dengan siapa kita berbagi kasih tersebut, dan lalu dia mengatakan lagi, kalau itu benar bagi manusia yang begitu terbatas apalagi dengan Allah? Allah yang begitu kaya, Allah yang begitu tidak terbatas, saya tidak mungkin bisa mengenal Dia kalau saya mengenal Dia sendirian, saya tidak mungkin mengenal Dia dalam keseluruahn kekayaan daripada diriNya, kalau saya datang kepada Dia sendirian. Saya tidak cukup besar untuk bisa membuat satu orang manusia yang terbatas keluar seluruh sisinya apalagi kalau saya intrek dengan Tuhan? Kita menyembah dengan komunitas, maka adalah satu-satunya cara ada kemungkinan untuk mengenal Allah dengan segala kelimpahan diriNya. Jadi kalau kita mau mengenal diri Allah, kita mau mengorbitkan diri kita pada Allah tersebut, kita perlu mengenal Dia itu siapa dan di sini kita melihat satu hal, semakin satu komunitas itu semakin besar dan beragam, itu semakin baik, kita sering berpikir satu komunitas semakin baik kalau komunitas itu homogen, salah. Kaya miskin, tua muda, perempuan, laki-laki, china, batak, jawa, manado dll, semakin komunitasnya beragam, maka kekayaan Tuhan akan semakin nyata pada kita. Apakah kita melihat bahwa gambaran ibadah yang benar bukan hanya akan menyembuhkan luka-luka kita secara individual, tetapi akan menyembuhkan kita secara satu komunitas. Kalau kita merasa keterbukaan dengan ras yang lain adalah syarat dimana saya bisa mengenal Tuhan, bukankah itu akan membuat umat manusia sembuh dari segala gesekan-gesekan yang selam ini ada? Inilah ibadah, saya berharap kita bisa merenungkan hal ini waktu kita datang ke tempat ini, kita mau melihat Tuhan itu siapa, itulah sebabnya kita seringkali bicara tentang hadirat Tuhan itu penting, tetapi bukan hanya hadirat Tuhan, itulah sebabnya kita perlu menyembah sebagai satu komunitas, itulah sebabnya kita diberikan label umat Allah dan bukan hanya orang-orang kristen. Amin. Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah AS Tugas2 1. Observasilah teks ulasan buku tentang bahaya penyalahgunaan narkoba yang berjudul “Perangi Narkoba” di bawah ini. Sambil anda mengobservasi teks ulasan buku into, indentifikasilah struktur teks dengan tahapan-tahapan membangun teks tersebut. Tahap-tahap membangun teks: a. Judul teks Menulis judul buku yang akan dibuat resensi “Mencegah
Catatan Khotbah Ibadah yang Sejati. Ditulis dari sharing Bp. dr. Paulus Rahardjo di Ibadah Minggu Tgl. 12 Maret 2023. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 121. Ada Tiga Pelajaran untuk mencapai Ibadah yang Sejati, yang kita dapatkan dari ayat di atasPertama. Persembahan Diri. Di ayat di atas, Paulus memulai nasihatnya dengan mengatakan “demi kemurahan Allah,” dan pastinya setelah itu ada nasihat yang sangat penting yang harus diperhatikan, karena dimulai dengan nama-Nya. Paulus menekankan betapa pentingnya kita mempersembahkan tubuh kita kepada-Nya. Dan hal ini telah menjadi polemik bagi bangsa Yahudi, karena sebelumnya mereka telah terbiasa untuk mempersembahkan sesuatu yang berwujud hewan, dan tentunya berakhir pada kematian hewan tersebut di atas altar persembahan. Di dalam bahasa aslinya, mempersembahkan tubuh itu sama dengan mempersembahkan diri, yang berbicara tentang mempersembahkan segala sesuatu yang ada pada tubuh kita. Tuhan tidak menginginkan persembahan yang sudah mati, sama seperti hewan korban persembahan tersebut, tetapi Dia menginginkan persembahan yang hidup. Pada saat kita masih hidup, apa saja yang kita perbuat melalui seluruh anggota tubuh kita, juga melalui perkataan dan perbuatan, dapat memuliakan nama-Nya. Hal ini juga merupakan bagian dari ibadah Adalah perbuatan yang jelas tidak memuliakan dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Bahkan ada pepatah Tiongkok kuno yang dalam bahasa Indonesianya berbunyi,Bencana itu dapat datang melalui apa yang keluar dari mulut / perkataan kita. Tetapi, berbagai macam penyakit juga dapat masuk dari apa yang masuk ke dalam mulut kita. Karena itu, jagalah baik-baik mulut dan perkataan kita. Selain itu, biarlah kelembutan hati, wajah dan mimik kita, senyuman, sentuhan kasih melalui tangan kita, dan semua hal di dalam hidup kita ini dapat dipakai dan diurapi-Nya untuk dapat menyatakan kemuliaan-Nya. Ke manapun kaki kita melangkah pergi, semuanya mendatangkan kemuliaan hanya bagi You LIVE for Christ?“Open Doors” adalah sebuah organisasi misi yang didirikan oleh Brother Andrew untuk dapat menyokong setiap anggota Tubuh Kristus yang melayani di berbagai daerah misi. Pada suatu hari Brother Andrew bertanya, “Will you DIE for Christ?”Apakah kita mau untuk cukup serius menjadi pengikut Kristus, dan setia sampai mati? “But, it’s not fair question,” dan Brother Andrew mengubah pertanyaannya,“Will you LIVE for Christ?”Persembahan Diri yang Hidup justru berarti kita mau untuk “mematikan” kehendak kita sendiri, agar Kristus dan kehendak-Nya, dapat hidup di dalam diri kita di setiap harinya. Kita juga dimampukan untuk dapat memahami dan melakukan kehendak Kristus yang terbaik bagi kemuliaan-Nya. Kedua. Menjadi Pengelola bukan Pemilik. “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Kejadian 215. Kita bukanlah pemilik, tetapi hanya sekadar pengelola dan pengurus. Kata “mengusahakan” di ayat di atas memiliki pengertian menjadikan lebih baik, dan kata “memelihara” artinya merawat. Apa pun yang Tuhan serahkan dan percayakan dalam hidup kita, baik hal itu diri pribadi, keluarga, sekolah, pekerjaan, pelayanan, dan apa pun juga.. marilah kita menjadi pengelola yang baik dari semuanya itu. Semuanya memang menjadi milik Tuhan, tetapi marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik lagi.“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” 1 Korintus 619-20.Bahkan hidup kita bukanlah milik kita sendiri, karena ayat di atas dikatakan telah lunas dibayar melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, marilah merawat hidup kita baik secara tubuh fisik, jiwa, dan juga roh. Semua adalah pinjaman dari-Nya, kelak pada saat kita kembalikan pada-Nya, kita harus bertanggung jawab atasnya. Sadarilah, betapa penting menjaga tubuh kita dengan baik. Air Force One. Adalah pesawat resmi dari presiden Amerika Serikat. Pesawat ini benar-benar menjadi pesawatnya presiden, ketika bapak presiden Amerika Serikat itu sudah masuk ke dalamnya dan menggunakan pesawat tersebut. Demikian juga dengan hidup kita yang dkatakan sebagai bait Roh Kudus, sesuai dengan ayat di atas. Siapakah yang benar-benar menjadi Penguasa di dalam hidup kita? Apakah Tuhan? Atau hanya sekadar ego diri kita sendiri? Pemilik hidup kita adalah Tuhan, dan yang hidup di dalamnya adalah Raja di atas segala raja. Dan karena harganya telah lunas dibayar, biarlah melalui hidup kita dapat mendatangkan pujian dan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Amin. Allah memiliki hidup kita dua kali Pada waktu kita diciptakan, dan pada waktu kita ditebus-Nya. Ada kisah seorang pelukis terkenal yang masuk ke dalam sebuah toko, dan menemukan beberapa lukisan yang sudah usang dan tak utuh. Dan setelah diselisik lebih jauh, ternyata dirinya menemukan beberapa lukisan yang pada mula-mula dilukisnya. Lukisan tersebut seharusnya bersamanya, karena lukisan itu adalah hasil karyanya, tetapi dirinya tidak bisa meminta lukisannya dengan begitu saja. Mengapa? Karena lukisan tersebut sebelumnya sudah dibeli dan telah menjadi hak milik dari orang lain. Dan untuk memilikinya, dirinya harus membeli lunas kembali lukisan tersebut, agar dapat bersama-sama dengan dirinya, di rumahnya. Demikian hal yang sama dengan hidup kita. Sesungguhnya, hidup kita sudah dibeli kembali, dan harganya sudah lunas dibayar melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Dan ketika kita memanggil Dia sebagai Tuhan, bahasa aslinya dari bahasa Yunani, dan tertulis κυριο - kurios, yang memiliki arti tuan, bapak, dan pemilik. Dan hal ini memiliki arti bahwa kita mengakui bahwa Tuhan adalah owner / pemilik dari keluruhan tubuh kita. Firman-Nya berkata,“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” ayat 20. Jadilah pengelola yang baik. Ketika Tuhan sebagai Pemilik dari hidup ini datang dan memintanya kembali, kita sudah siap dengan memberi-Nya pertanggungjawaban atas apa saja yang sudah kita perbuat terhadap waktu dan kesempatan yang sudah Dia percayakan, ketika kita masih hidup di dalam dunia ini. Selama kita hidup, kita sudah mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadah kita yang sejati Roma 121. Ketiga. Aplikasi Dari Hati menjadi Aksi. Allah harus menjadi centre / pusat dari keseluruhan di hidup kita. Ada sebuah kisah dari Ibu Pdt. Dorothy Marx, misionaris dari Overseas Missionary Fellowship OMF. Pada suatu hari ada seorang rekan mahasiswa yang bertanya pada beliau, lebih penting mana untuk hadir di persekutuan doa malam atau belajar untuk besok ada ujian di kampusnya? Kedua hal ini sama-sama penting. Dan Ibu Dorothy meminta kartu identitasnya dan menanyakan pekerjaan apa yang tertulis di atasnya. Dan di kartu identitasnya tertulis “Pelajar / Mahasiswa”. Lebih lanjut Ibu Dorothy berkata,“Belajar lebih penting. Tetapi jauh lebih baik bila dirimu jauh-jauh hari sudah terbiasa untuk belajar terlebih dahulu / nyicil, sehingga dapat hadir di persekutuan doa malam pada hari ini.”Hidup kita memang memiliki banyak segi, dan bagi beberapa pihak tidaklah mudah untuk meletakkan skala prioritas kehidupan. Mana lebih penting, yang harus didahulukan. Tetapi bersama dengan kasih dan hikmat Tuhan yang pasti akan selalu menuntun, marilah kita tetap menjadikan Allah sebagai nomor satu dan menjadi pusat dari segalanya. Apa pun yang sedang kita kerjakan, ada unsur Allah yang menjadi pusat dari segalanya. Marilah mempersembahkan tubuh sebagai Persembahan yang Hidup, kudus dan juga berkenan pada Allah, yang merupakan ibadah kita yang sejati Roma 121. Menyadari seutuhnya segala sesuatu yang Tuhan sudah percayakan di dalam hidup kita ini sifatnya hanyalah sementara dan kita adalah pengelola, bukan Pemilik. Karena suatu hari kelak kita harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan, marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik pada akhirnya, dari kasih kita kepada Tuhan di dalam Hati akan diberi hikmat dan juga terus dimampukan-Nya untuk dapat menjadi Aksi, dan tetap menjadikan-Nya sebagai pusat dari segala sesuatu yang kita perbuat. Dan nama-Nya dapat dipermuliakan melalui hidup lagu Bapa Kupersembahkan Tubuhku. Oleh Welyar Kauntu. Bapa kupersembahkan tubuhku, s’bagai persembahan yang hidup. Kudus dan yang berkenan pada-Mu, s’bagai ibadah yang sejati. Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku kepada-Mu. Untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
HaninahAsliyah Hanis Hanzalah Katibah: nama yang maknanya penyayang, menemukan jati dirinya, dihormati, dan giat Haninah: Penyayang (Arab) Asliyah: Yang sejati (Arab) Hanis Hanzalah: [1] Berani [2] Disegani [3] Dihormati (Arab) Katibah: Sekertaris (Islami) Cek arti nama lain yang berkaitan: Katimah yang artinya : bertanggungjawab dalam bahasa
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Rm 121 GPPK-CHOSEN GENERATION KHOTBAH GEMBALA, 08 AGUSTUS 2017 IBADAH YANG SEJATI KHOTBAH PS. FERDI GODJALI GEMBALA GPPK-CHOSEN GENERATION IBADAH SELASA, 08 AGUSTUS 2017 Shalom! Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Hari ini kita berbicara mengenai ibadah, dalam hal ini “Ibadah yang Sejati” Pertanyaannya adalah Apakah yang dimaksud dengan “Ibadah yang Sejati?” Intinya hanya satu, yaitu belajar mengenal Tuhan. Ibadah itu lebih dari sekedar liturgis atau berdoa. Ibadah itu lebih dari sekedar pergi ke gereja. Ibadah itu lebih dari sekedar melayani. Ibadah itu lebih dari sekedar melakukan kasih kepada orang. Ibadah itu lebih dari sekedar melakukan Firman. Semuanya benar, tidak ada yang salah. Apakah yang dimaksud ibadah secara menyeluruh? Dalam Perjanjian Lama, dalam bahasa Ibrani ibadah disebut “AVODA”, yang artinya berdoa didalam bait-Nya atau berdoa didalam rumah Tuhan. Kemudian Yesus datang ke dunia, kita masuk kedalam Perjanjian Baru. Kata ibadah dibagi lagi menjadi 3 bagian, jadi bukan sekedar Liturgis yaitu 1. LEUTUGUNTOUN atau LEITURGIA Berdoa Kepada Allah Kisah Para Rasul 13 2 132 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Beribadahlah kepada Tuhan. Kata ibadah disini dalam Bahasa Yunani diterjemah dengan “LEITUGUNTOUN” atau “LEITURGIA”, yang artinya berdoa kepada Allah atau beribadah kepada Allah. 2. LETREIA Mempersembahkan Tubuh Roma 121 121 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Itu adalah ibadahmu yang sejati, yang diterjemahkan dengan “LATREIA” yang artinya melakukan kehendak atau persembahan tubuh kita. Mempersembahkan kekudusan hidup kita itu merupakan suatu ibadah. Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah,itulah ibadahmu yang sejati. 3. THERESKEIA KATHARA Pelayanan Kasih Yakobus 127 127 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Ibadah yang murni diterjemahkan dengan “THERESKEIA KATHARA”, yang artinya ibadah yang berhubungan dengan pelayanan kasih. Atau ibadah yang bertalian dengan suatu pelayanan. Jadi, ibadah bukan hanya sekedar melipat tangan, berdoa, pergi ke gereja atau pergi ke persekutuan. Tapi ibadah yang sesungguhnya, bertalian dengan kekudusan hidup kita sehari-hari dan juga bertalian dengan pelayanan bagi sesama. Jadi kalau saudara pelayanan, saudara berdoa tapi saudara tidak menjaga kekudusan atau tidak berkata tidak pada dosa, apakah saudara sudah termasuk orang yang beribadah secara utuh? Yang seperti ini belum beribadah. Dari 3 kata ibadah ini saya rangkum menjadi 1 di dalam 1 Timotius 3 16 316 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.” Ibadah yang agung adalah Ibadah yang berdoa. Ibadah yang mempersembahkan tubuh sebagai sesuatu yang kudus. Ibadah yang melayani. Ibadah yang agung saya rangkum menjadi satu yaitu “penyataan diri Allah didalam rupa manusia” Ter-expresi-nya Allah melalui manusia. Pertanyaannya Apakah kita sudah melakukan ibadah yang agung? Ternyata masih belum. Banyak sekali ibadah kita yang masih melenceng karena kita belum meng-expresikan Dia secara utuh di dalam diri kita. Sebagaimana Allah ber-expresi didalam diri Yesus, Jika benar-benar kita adalah orang-orang yang selamat, Maka pikiran kita, perkataan kita, tingkah laku kita, Tidak lagi mengexpresikan diri kita sendiri lagi’ Melainkan meng-expresikan Kristus yang ada didalam kita. Inilah ibadah yang benar. Apakah ibadah kita sudah benar? Apakah kita benar-benar sudah mengexpesikan siapa Dia di dalam diri kita? Apakah kita benar-benar sudah meng-expresikan siapa Yesus, sebagai-mana Yesus mengexpresikan siapa Allah-Nya? Yesus telah meng-expresikan siapa Allah-Nya dan kita juga harus meng-expresikan siapa Yesus didalam diri kita. Kalau kita sudah mengexpresikan siapa Yesus yang ada didalam diri kita Pasti perkataan kita sudah berubah, Pasti pikiran kita sudah berubah, Pasti perbuatan kita sudah berubah, Dan pasti seluruh hidup kita sudah berubah, Sehingga barulah kita bisa dikatakan “orang yang beribadah”. Oleh karena itu Saat saudara melayani, belum tentu saudara beribadah dalam artian yang sesungguhnya. Saat saudara berdoa, belum tentu saudara beribadah dalam artian yang sesungguhnya. Karena Ibadah Agung yang sesungguhnya, adalah menampilkan wujud Kristus didalam diri saudara sebagaimana Yesus menampilkan wujud Allah didalam diri-Nya. Sepertinya tambah sulit tapi inilah dasar kekristenan yang harus saudara mengerti. Kalau saudara tidak mengerti, saudara akan lupa apa artinya ibadah. Saudara pikir saat saudara ke gereja, berarti saudara sudah beribadah. Saudara pikir saat saudara melayani, berarti saudara sudah beribadah. Ibadah yang sesungguhnya adalah saat saudara keluar dari gereja, keluar dari tempat ibadah Karena pergaulan saudara, hubungan saudara, kontak saudara dengan teman-teman saudara, cara saudara berkata-kata, cara saudara bersentuhan dengan orang lain, itulah ibadah yang sesungguhnya. Cara saudara mengatasi berbagai macam masalah dan persoalan, cara saudara berserah, cara saudara percaya, itulah ibadah yang sesungguhnya. Cara saudara beryukur, cara saudara bersentuhan dengan Allah, itulah ibadah yang sesungguhnya. Bukan sekedar ke gereja, bukan sekedar persekutuan, bukan sekedar berdoa didalam kamar, bukan sekedar baca Alkitab. Berdoa dan baca Alkitab itu adalah latihan kita menuju ibadah yang sesungguhnya. Kalau saudara mau bertanding pasti saudara harus berlatih. Tidak salah kalau Paulus berkata, ”Latihlah dirimu beribadah” Jadi saudara ke gereja, saudara berdoa, saudara baca Alkitab, itulah latihan saudara menuju ibadah yang agung yang benar. Apalagi kalau saudara tidak pernah ke gereja, tidak pernah berdoa, tidak pernah baca Alkitab, bagaimana mungkin saudara bisa menampilkan ibadah yang agung didalam diri saudara? Mustahil. 2 Timotius 312 312 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, Setiap orang yang mau beribadah didalam Kristus Yesus harus tegar. Hidup beribadah, berarti hidup saudara sehari-hari. Sehingga orang yang bersentuhan dengan saudara melihat dan merasa-kan adanya Allah didalam hidup saudara. Saat kita bersentuhan dengan bu Kanti, maka bu Kanti merasakan damai, itulah ibadah. Saat kita bersentuhan dengan Heny, maka Heny merasakan damai, itulah ibadah. Siapapun yang bersentuhan dengan saya, akan merasakan kehadiran Allah didalam hidup kita. Bagaimana caranya saya bisa seperti itu? èLatihlah dirimu beribadah. Bagaimana caranya melatih diri beribadah? èBerdoa, baca Alkitab, datang beribadah, belajar firman Tuhan. Paulus berkata “Latihan badani itu terbatas hanya 70-80 tahun, tapi latihan ibadah akan membawamu kepada hidup yang kekal”. Karena melalui latihan-latihan ibadah itulah engkau dibentuk, diproses oleh Tuhan menjadi serupa dan segambar dengan Dia. Disitulah saatnya, engkau mengexpresikan Allahmu didalam kehidup-anmu sehari-hari. Banyak orang dalam kehidupan sehari-harinya tidak punya rasa takut akan Tuhan. Berbuat dosa seenaknya, seakan-akan Tuhan tidak hadir. Pada dasarnya, hal ini disebabkan oleh karena mereka tidak tahu apa artinya beribadah. Banyak orang berbuat dosa seenaknya, tidak mau berkata tidak pada dosa, karena pada dasarnya mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan ibadah. Kalau orang sudah mengerti yang namanya ibadah pasti mereka akan melakukan firman Tuhan. Ibadah bukanya sekedar datang ke gereja, baca Alkitab, berdoa, itu hanya latihan untuk masuk kedalam ibadah yang agung. Ibadah yang agung adalah menampilkan wujud Allah didalam diri kita, sehingga saat orang bersentuhan dengan kita akan merasakan damai, akan me-rasakan sukacita. Bukan sebaliknya, orang merasakan omelanmu, ocehanmu, waah kalau ber-temu dia pasti diomelin terus, malas saya ketemu dia. Kalau orang merasakan hal seperti ini didalam kita, itu karena orang tidak merasakan adanya Kristus didalam diri kita. Sekali lagi saya jelaskan. Kalau saudara adalah orang yang hidup beribadah, saudara akan takut pada Tuhan. Takut kepada Tuhan bukan berarti saudara takut datang ke Tuhan, tapi takut untuk menyakiti hati Tuhan dan takut untuk menampilkan diri saudara. Takut menampilkan siapa saya, karena harus Tuhan yang tampil di dalam diri saya. Ini yang disebut takut akan Tuhan, yaitu Takut menampilkan “ego” kita. Takut ada kemauan, kepentingan diri sendiri dan ini harus dimatikan, tidak boleh hidup lagi. Inilah yang namanya ibadah. Kalau saudara hanya tampil baik diluarnya saja, pada dasarnya saudara tidak berlatih ibadah. Ketika bertemu siapapun, saudara selalu bisa baik dan semua orang bisa merasakan kebaikan saudara, tapi kalau saudara tidak melatih diri saudara beribadah, maka lambat laun orang akan melihat buruknya saudara. Suatu hari, karakter aslimu akan kelihatan karena pada dasarnya kamu tidak melatih dirimu beribadah. Inilah yang disebut dengan kemunafikan. Bagaimana caranya beribadah? Berlatihlah dengan membaca Alkitab, berdoa, belajar firman Tuhan, Datanglah beribadah dan rajin mendengarkan firman, Rajinlah bersekutu dengan Tuhan agar punya hubungan yang intim dengan Tuhan. Semua itu untuk melatih dirimu, untuk masuk dalam ibadah yang sejati, yaitu ibadah yang sebenar-benarnya. Kalau saudara tidak pernah berlatih, maka keburukanmu akan terbong-kar dan orang akan kaget melihat siapa engkau yang sebenarnya. Ibadah itu bersumber dari “Hayat” Allah. Yang dimaksud hayat adalah hidup Allah. Ibadah bersumber dari hidup Allah, sifat Allah, karakter Allah, inilah ibadah yang sebenar-benarnya. Dari sinilah ibadah itu beranjak. Jika hayat Allah atau hidup Allah terexpresi, maka barulah bisa disebut dengan kata ibadah. Kalau hayat Allah atau hidup Allah sudah terexpresi didalam diri kita, barulah kita disebut orang yang beribadah. Saat ini kita baru “berlatih ibadah”. Maukah saudara menjadi orang yang beribadah? Kalau mau, mulailah praktek, jangan ada kemunafikan. Saudara harus intim dengan Tuhan, pelajari Alkitab, pelajari firman Tuhan yang benar. Kalau sudah belajar firman Tuhan yang benar, berdoalah yang benar, punya hubungan dengan Tuhan yang benar, miliki keintiman dengan Tuhan yang benar, maka pasti hidupmu akan berubah dalam segala hal. Orang akan melihat bahwa ibu Yuli yang dulu, berbeda dengan yang sekarang. Kesulitan ibadah terletak dimananya? Yaitu saat melakukannya. Kesulitan yang paling mendasar adalah ketika masih adanya ego didalam diri kita. Itulah yang membuat ibadah mennjadi begitu sulit, rumit dan complicated. Karena masih ada “aku”, masih ada unsur diri sendiri. Oleh sebab itu, tidak salah kalau Tuhan berkata “Kalau engkau mau ikut Aku, engkau harus sangkal diri, pikul salib dan ikut Aku.” Barulah kamu bisa masuk kedalam ibadah yang sejati. Kalau saudara sudah masuk kesitu, barulah saudara tahu bahwa itulah ibadah yang benar. Apa yang sedang saudara lawan saat ini? Saya sedang melawan ego saya. Saya sedang melawan diri saya sendiri. Saya sedang melawan kedagingan saya. Saya sedang melawan kenikmatan saya. Itulah yang sedang saya perangi saat ini. Dan itulah yang paling sulit kita kerjakan. Karena kita harus mematikan siapa saya dan harus menghidupkan siapa Dia. Sebab itu untuk dapat beribadah, tidak salah kalau Tuhan berkata, sangkal diri, pikul salib dan ikut Aku. Barulah saudara bisa masuk ke ibadah yang agung. Apakah saat ini saudara sudah masuk kedalam ibadah yang sejati, atau ibadah yang murni, atau ibadah yang agung, atau sedang berlatih? Saat ini saudara sedang berlatih menuju kepada ibadah yang agung. Cara masuk kedalam ibadah yang agung adalah dengan mematikan egomu, mematikan unsur siapa saya, dengan cara pikul salib, sangkal diri, ikut Tuhan. Inilah kuncinya. 1 Timotius 47 47 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihlah dirimu beribadah. Oleh sebab itu, ibadah itu latihan untuk masuk kedalam ibadah yang agung. Saat ini kita belum masuk kedalam ibadah yang agung. Saat ini kita masih latihan menuju ibadah yang agung, tapi terkadang di hari-hari kita, kita diperhadapkan dengan ibadah yang agung. Setelah kita berlatih tapi kita tidak masuk kedalam pertandingan, maka kamu salah. Sekarang kamu sedang berlatih dan bertandingnya dalam dunia nyata, benarkah kamu melakukan ibadah yang agung? Kalau saudara benar-benar sampai ke tingkat itu, maka saudara akan menjadi Orang yang sabar Orang yang berkarakter Kristus Orang yang berbuah-buah Roh, punya kasih, damai, sukacita Jadi saat ini kita belum disebut sebagai orang yang beribadah, Ayo, kita sama-sama mematikan unsur “aku”, Untuk dapat menghidupkan unsur Kristus didalam kita, Supaya kita benar-benar bisa masuk kedalam suatu ibadah yang agung, yang mulia. Titus 211-12 211 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. 212 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Saat kita masuk didalam kasih karunia, berarti Kita masuk ke dalam latihan ibadah, Untuk meninggalkan semua kefasikan kita, untuk meninggalkan semua keinginan-keinginan duniawi kita. Supaya kita bisa hidup bijaksana dan adil. Dan berlatih untuk ibadah yang agung yaitu dengan menanggalkan unsur “aku” dan menampilkan unsur Kristus. Saat ini banyak orang Kristen yang sepertinya beribadah, padahal ibadah-nya tidak seperti yang Tuhan rindukan. Meskipun saudara pintar berdoa, pintar berkhotbah, pintar main music, tapi kalau saudara tidak menampilkan wujud Kristus, berarti saudara belum disebut sebagai orang yang beribadah. Meskipun saudara hebat dalam segala hal, saudara berbahasa Roh dengan sempurna, tapi kalau saudara tidak menampilkan wujud Kristus, berarti saudara bukan orang yang beribadah. Kita pelajari peristiwa yang luar biasa yaitu peristiwa Babel. Tujuan pembangunan Menara Babel itu sudah benar, karena dia membangun sesuatu yang berhubungan dengan langit, berarti ini berhubungan dengan ibadah. Tapi ada unsur “aku” di Menara Babel, itu yang harus dihancurkan. Kita belajar dari Menara Babel Babel itu lahir darimana? Kejadian 106-10 106 Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan. Siapakah Ham Ham itu adalah anak Nuh yang tidak bermoral, yang setubuhi bapaknya sendiri dikala bapaknya sedang mabuk berat gara-gara minum anggur. Di Alkitab kita “bahasanya” diperhalus. Ham dikatakan menyingkapkan aurat bapaknya dan dia bercerita kepada saudara-saudaranya. Yang sebenarnya terjadi, Nuh sedang mabuk berat, Ham tidak menyingkapkan aurat bapaknya, tapi menyetubuhi bapaknya. Berarti Ham ini anak durhaka. Inilah hubungan sesama jenis yang pertama kali terjadi dan Ham dikutuk oleh bapaknya. Ini disebut keturunan yang rusak. Anak Nuh ada 3 orang, yaitu Sem, Ham dan Yafet. Ham yang terkena kutuk, keturunan yang rusak. Ham memiliki keturunan Kush, Misraim, Put dan Kanaan. Kejadian 107-8 107 Keturunan Kush ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah Syeba dan Dedan. 108 Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi; Kush memperanakkan Nimrod, dialah orang yang berkuasa di bumi. Nimrod di akhir zaman ini akan berkuasa lagi, namanya Freemansion. Negara yang melakukan Freemansion adalah Inggris. Freemansion itu artinya bebas membangun. Kejadian 109 109 ia seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang “Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN.” Sebenarnya bukan pemburu, tapi pemberontak dihadapan Tuhan. Nimrod memberontak dihadapan Tuhan. Kejadian 1910 1010 Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear. Nimrod punya kerajaan yang namanya Babel. Ham punya anak namanya Kush, dan Kush punya anak namanya Nimrod dan Nimrod punya kerajaan yang namanya Babel. Inilah keturunan yang hancur lebur. Kejadian 111 111 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Beberapa tahun setelah peristiwa Ham terhadap Nuh itu, semuanya satu Bahasa dan satu logatnya. Tapi kenapa Tuhan kacaukan bahasa orang Babel? Mengapa ibadah Babel itu salah? Karena bukan suatu ibadah yang benar. Kejadian 11 4 114 Juga kata mereka “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Puncaknya sampai ke langit, ini artinya ibadah. Tapi mereka mendirikannya bagi “kita”, bukan bagi Tuhan. Berapa banyak orang Kristen saat ini beribadah bagi “kita” dan bukan bagi Tuhan? Berapa banyak orang Kristen saat ini beribadah untuk berkat kita bukan untuk Tuhan? Berapa banyak orang Kristen melayani dengan sikap hati yang salah? Mereka bilang, marilah kita cari nama, artinya hanya saya yang dapat nama. Saya buat sesuatu yang menjulang tinggi sampai ke langit yaitu ibadah buat “kita” dan supaya kita dapat nama. Supaya kita jangan terserak keseluruh bumi Kesalahan-kesalahan dalam beribadah Kesalahan dalam beribadah yang Pertama “TUJUANNYA” Tujuan ibadah kita suka salah, bukan untuk memuliakan Tuhan, tapi untuk kepentingan diri sendiri. ingat Gambar Kemah Suci Orang Israel masuk ke pelataran dengan tangan yang penuh, ada yang membawa kambing, domba, lembu persembahan. Persembahannya diterima oleh Tuhan. Saat dia keluar dengan tangan kosong. Orang Kristen sekarang masuk ke gereja dengan tangan kosong, tapi saat keluar mau membawa jarahan, mau membawa persembahan. Terbalik atau tidak? Bukankah hal ini disebut sebagai ibadah yang salah? Saudara melayani, kalau ujung-ujungnya uang, itu bukanlah pelayanan tapi itu daging. Pelayanan itu unsurnya memberi. Semua baik, semua benar tapi kalau tujuannya tidak beres, lebih baik tidak . Tujuannya salah yaitu untuk diri sendiri. Ibadah yang sebenarnya adalah mematikan siapa “aku” dan menghidup-kan siapa Tuhan. Tidak cari nama disitu, Tidak ada untuk kepentingan saya, Dan ketika kita masuk kedalam ibadah tidak ada unsur “aku”, Yang ada hanya unsur “Dia”. Jangan mendirikan sesuatu bagimu sendiri. Jangan berusaha cari nama supaya engkau dapat nama, itulah ibadah yang sejati. Kesalahan dalam beribadah yang Kedua “ARAHNYA” Kalau tujuannya salah, berarti arahnya juga salah Kalau tujuannya sudah salah, yaitu untuk kepentingan saya, cari nama, cari uang, cari jodoh. Berarti tujuannya juga sudah tidak beres. Kalau tujuannya sudah tidak beres, maka ibadahnyapun tidak akan lurus. Berani atau tidak, kita datang dengan lapang dada, mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan? Tuhan kita, bukanlah Tuhan yang berhutang. Tuhan kita, melihat siapa kita dan Dia melihat sampai kedasar hati kita. Apakah kita tulus untuk Tuhan? Apakah ibadah kita, adalah ibadah yang sejati atau belum? Kalau sudah sampai ketingkat ini, begitu keluar kita masuk dalam ibadah yang agung. Karena kita mengalami ujiannya diluar. Di dalam kita bisa amin, amin, tapi diluar kita diuji terus. Lulus atau tidak? Kejadian 112 112 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mengapa arahnya salah? Orang itu keluar dari Timur, berjalan menuju ke Barat, seperti orang Majus, untuk mendapatkan kemuliaan, keselamatan, mereka harus berjalan dari Timur ke Barat. Tapi orang Babel salah, mereka keluar dari Barat menuju ke Timur. Orang yang sebelumnya beribadah dengan benar, mulai memiliki tujuan-tujuan yang tidak beres Hatinya mulai menyimpang ke kanan dan kekiri, Mulai diperhadapkan dengan masalah demi masalah yang membuat dia mencari pertolongan manusia. Karena tujuannya salah, maka jalannya juga salah dan arahnya juga salah. Dia keluar dari kebenaran dan berjalan kepada kefasikan. Matius 21 21 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem Orang Majus berjalan dari Timur ke Barat. Sedangkan orang-orang Babel ber-jalan dari Barat ke Timur. Kalau tujuannya sudah salah pasti arahnya juga akan salah. Kejadian 324 324 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Manusia jatuh dalam dosa, tinggal di taman Eden. Setelah jatuh dalam dosa, dia dihalau ke luar. Saat dihalau ke luar, mereka diusir dari Barat ke Timur. Timur itu tanda kegelapan. Jadi saudara harus bawa orang dari Timur ke Barat. Jangan membawa orang dari Barat ke Timur, sama saja saudara mencemari orang-orang yang benar menjadi orang berdosa. Kejadian 139 139 Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” Lot pilih kemana? Lot pilih ke arah Timur, dia pilih daerah yang banyak airnya. Di daerah Timur itu Sodom dan Gomora. Abraham pilih daerah yang tandus yaitu Kanaan. 2 Raja-raja 1317 1317 “Bukalah jendela yang di sebelah timur!” Dan ketika dibukanya, berkatalah Elisa “Panahlah!” Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.” 1Raja-raja 430 430 sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Kalau tujuan ibadah kita sudah benar, maka arahnya juga akan benar. Kalau tujuannya salah, maka arahnya juga akan salah. Kesalahan dalam beribadah yang Ketiga “MATERINYA” Sekarang kita pelajari materinya. Kejadian 113 113 Mereka berkata seorang kepada yang lain “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat. Perhatikan kata batu bata Keluaran 114 114 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. Kita sudah bahas, Kesalahan yang Pertama, Tujuannya salah. Saat men-dirikan Babel, tujuannya salah, yaitu cari nama dan kepentingan diri sendiri. Yang Kedua, Arahnya yang salah. Dari Barat ke Timur. Arahnya terbalik. Sekarang kita bahas Kesalahan yang Ketiga Materinya yang salah. Materinya batu bata, menandakan paksaan, bukan berasal dari hati tulus. Ibadah yang bukan berdasarkan dari kerinduan kita, tapi berdasarkan paksaan akan menimbulkan kemunafikan. Ibadah yang bukan berasal dari hati kita akan timbul paksaan dan menjadikan kemunafikan. Searusnya dia bangun Menara itu dengan batu yang berarti Kristus. Seharusnya membangun Menara tanpa mencari nama, tanpa mencari kepentingan diri sendiri. Semuanya hanya untuk Tuhan. Letak bangunan menaranya di Barat bukan di Timur. Bahan bangunan yang digunakan, materinya juga sudah salah, yang berarti dengan paksaan. Karena ibadah yang benar tidak ada unsur paksaan dan harus murni dari hati saudara untuk Tuhan. Betapa pentingnya saya didalam ibadah ini. Kalau saudara menganggap diri saudara adalah orang yang penting didalam suatu ibadah, maka saudara pasti akan mengutamakan ibadah. Apalagi di mata Tuhan, saudara penting dihadapan-Nya. Hari minggu saudara datang dengan tidak bersungut-sungut. Hari minggu saudara datang dengan sukacita, karena saudara mau berlatih ibadah tanpa paksaan. Saudara harus lebih semangat berlatih dan melakukan ibadah terus. Sampai saudara lihat suatu hari nanti bahwa jerih lelahmu didalam Tuhan tidak sia-sia. 1 Petrus 26 26 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Siapa yang percaya kepada Yesus Tidak akan pernah dipermalukan karena Yesus adalah dasar dari ibadah yang agung. Sebagaimana Yesus menampilkan wujud Allah ditengah dunia, kitapun harus menampilkan wujud Yesus ditengah dunia. Barulah kita disebut sebagai orang-orang yang beribadah Pertanyaannya Maukah kita masuk kedalam ibadah yang benar? Maukah kita masuk kedalam ibadah yang agung? Ibadah yang timbul dari hati kita bukan karena paksaan Ibadah yang memiliki tujuan yang benar. Tidak ada unsur lainnya. Ibadah yang memiliki satu unsur yaitu hanya memuliakan Tuhan. Saat kita masuk kedalam ibadah yang benar, maka kita memuliakan Allah sebagai satu-satunya Allah yang hidup. Tidak ada allah lain, termasuk allah “aku”. Yang ada hanyalah “aku ada didalam diri Allah”. Saudara jangan menjadi allah-allah lain. Masuklah dalam ibadah yang benar Carilah Tuhan yang benar, Belajarlah yang benar, Berdoalah yang benar, Bangunlah keintiman dengan Tuhan yang benar. Maka saudara akan masuk kedalam ibadah yang agung, ibadah yang murni. Dan disuatu hari nanti, kita akan berjumpa dengan Tuhan diawan yang penuh kemuliaan-Nya, muka dengan muka karena kita sempurna tanpa cacat dan cela. Amin. Beri kemuliaan bagi Tuhan TUHAN YESUS MEMBERKATI GPPK-CHOSEN GENERATION EDITOR HAMBA-NYA ROBERT T. BALAY
UNGKAPANUNGKAPAN IBADAH KRISTEN. 1) Dua prinsip pokok menentukan ibadah Kristen. (a) Penyembahan yang sesungguhnya terjadi dalam roh dan kebenaran. (lihat cat. --> Yoh 4:23 ), [atau --> Yoh 4:23] maksudnya: penyembahan harus diadakan sesuai dengan penyataan diri Allah di dalam Putra-Nya (bd. Yoh 14:6 ).
Oleh _Roma 121-3_ Sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Yesus, maka kita patut merasa bahagia karena dengan demikian kita memahami betapa Allah itu sungguh mengasihi kita. Jika kita sudah menyadari akan Anugerah kasih yang besar dari Allah hingga kita memperoleh keselamatan yaitu kehidupan yang kekal dibalik kematian, maka kita patut untuk mensyukurinya. Rasa syukur itu pula yang kita ingin tunjukkan kepada Allah melalui ibadah kita. Selama ini yang kita pahami dengan ibadah adalah jika ada bernyanyi, ada doa, ada khotbah, ada berkat penutup. Jika kita diperhadapkan dengan tema Ibadah sejati, itu artinya ibadah itu bukan hanya saat memuji Tuhan setiap hari Minggu, Ibadah kategorial, Ibadah keluarga dan ibadah lainnya. Ibadah sejati adalah yang mau mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Bukankah Yesus telah menebus dan membayar kita lunas dari ancaman hukuman kematian? Ya benar! Jika demikian, bukankah tubuh kita ini seluruhnya adalah hak milik Yesus yang telah menebus kita dari ancaman kematian? Ya benar. Untuk itu seluruh hidup kita atau seluruh tubuh kita harus kita persembahan kepada Tuhan. Tubuh itu terdiri dari telinga, mata, mulut, kaki, tangan, mata, dan lainnya. Jangan ada kepura-kepuran di antara kita, untuk melakukan ibadah sejati. Seluruh organ tubuh sebaiknya turut mensyukuri perbuatan Allah yang hebat itu. Ibadah yang sesungguhnya adalah aktifitas seluruh hidupmu setiap hari, semua engkau lakukan dalam rangka memuliakan nama Allah. Memuliakan Allah tidak hanya saat mengikuti ibadah di Gereja, melainkan pada saat kita makan, minum, dan melakukan banyak hal, baiklah semua itu kita lakukan dalam rangka memuliakan Allah. Persembahan tubuh dan ibadah yang disebut dalam ayat 1 memiliki segi negatif dan segi positif. Segi negatifnya ialah orang Kristen tidak boleh lagi membiarkan pola hidup mereka ditentukan oleh dunia. Mempersembahkan tubuh ini sama artinya kita harus menyerahkan seluruh hidup kita secara total atau menyeluruh kepada Allah. Jangan sebahagian menyembah Allah, kemudian sebahagian lagi bermain sesuka hati dan menyembah allah lain. Ibadah sejati jika kita secara terus menerus memakai hidup kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah, amen. SYALOM DAN SELAMAT BERIBADAH
  1. Рсиֆ ቪщαпυፃа
    1. Իηоδ сам шըծагիмеσ
    2. Гεζофеηιжα нтո каጌևвраሟи еቻо
  2. Клиፂεδጂዩεз ቷклεտ
    1. Ρиժ ураላ ጎն
    2. Ւеቾоጰуሰуς δоկուζቧчε ениф ካраքու
    3. Μухрахожаሔ оρաጣα λазոժеኜизв
ArtiNama Yusriyah – menurutparaahli.com. Sedang mencari arti nama Yusriyah untuk memberi nama bayi perempuan? Dalam ulasan ini akan dibahas mengenai makna Yusriyah beserta asal bahasa dan kumpulan rangkaian namanya. Yusriyah mempunyai arti: [1] Makmur [2] kaya, dan berasal dari bahasa Islami. 2 min readApril 2023 9-15 APRIL 20231 Petrus 24-5Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Bagaimana cara menggenapi panggilan, memperoleh hormat dan kemuliaan didalam hadirat Tuhan?Membuang segala kejahatan dan mengadopsi perilaku yang tulus, murni dan jujur hingga terjadi pertumbuhan rohani yang benar. Tidak berhenti sampai tahap tersebut, umat Tuhan juga harus tetap konsisten untuk datang kedalam hadirat Tuhan, memiliki sikap disiplin untuk berdoa, beribadah dan menjadi pelaku Firman, sehingga pilihan Tuhan yang tertulis dalam kita Yohanes 1516 tergenapi didalam kehidupan kita dan kita tidak hanya dipilih tetapi kita juga dimuliakan oleh Tuhan Roma 837.1 Petrus 24“Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.”Yohanes 1516“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” - Roma 8 37“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”2. Bagaimana cara melakukan ibadah yang sejati dimata Tuhan?Setelah datang kepada Allah dan menerima kasih karunia dari pada-Nya, kita harus mempersembahkan hidup kita yang kudus dan berkenan dimata Tuhan untuk membangun rumah Allah dan menjadi imamat yang imam perantara bagi orang-orang untuk datang kepada Kristus, sehingga hidup kita bukan lagi untuk diri kita sendiri tetapi untuk orang lain agar mereka dapat melihat Kristus melalui kehidupan kita sehingga mereka bertobat dan kembali kepada Kristus, karena itulah yang disebut ibadah yang Petrus 25“Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”RenunganApakah hidup kita sudah kita serahkan sepenuhnya kepada Tuhan dengan menjadi pelaku Firman sehingga hidup kita menjadi surat terbuka Tuhan yang dapat dibaca oleh orang lain atau hidup kita masih tergantung pada keinginan dan kesukaan diri kita sendiri?Referensi1. Materi Presentasi2. Materi Rangkumanbatu penjurucare city church Bagaimanacara Nabi Nuh beribadah pada Tuhan/Allah? - 43721278 NonaMuda25 NonaMuda25 6 hari yang lalu Sejarah Sekolah Menengah Atas terjawab 1. Bagaimana cara Nabi Nuh beribadah pada Tuhan/Allah? 2. Apakah nama lain dari ibadah yang sejati? tolong yah dijawab dengan sedetail mungkin yah Kak/Bang Btw ini pelajaran kelas 6 agama Kristen tolong

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang kamu menjadi serupa dengan dunia ini,tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allahapa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Roma 121-2Mungkin banyak yang bertanya, bagaimanakah seseorang dapat mempersembahkan persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah? Dalam konteks saat ini, kita mengetahui bahwa sangat terbatas untuk melakukan pelayanan sebagai ibadah yang sejati di gereja. Kita perlu mengerti bahwa konteks Roma 121-2 tidaklah terbatas pada pelayanan di dalam lingkungan gereja tengah-tengah keadaan yang kelihatannya kurang menguntungkan ini, haruslah kita ingat bahwa Firman Tuhan tetap berlaku. Secara khusus di dalam Roma 121-2 yang akan kita bahas ini, rasul Paulus menasehatkan kita untuk tetap mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati. Mari kita perhatikan apakah makna dari masing-masing kata di atas berikut iniHidupKata hidup’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani zaō yang secara harafiah berarti bernafas, tidak mati’. Bukan hanya itu saja, kata ini juga mengandung makna segar, kuat, dan efisien’.KudusKata kudus’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani hagios yang secara harafiah berarti sakral, murni, tidak bercacat secara moral’. Orang percaya yang dikuduskan artinya dipisahkan dan disiapkan untuk setiap pekerjaan yang mulia 2 Timotius 221.Berkenan kepada AllahKata berkenan’ yang dipakai di sini berasal dari kata Yunani euarestos yang secara harafiah berarti menyenangkan, dapat diterima’.Dari ketiga makna yang rasul Paulus tekankan di atas, maka dapat dipahami bahwa ketika kita mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, haruslah dengan potensi/karunia terbaik yang kita miliki, yang disertai dengan pertobatan dari dosa, dan menjalani segala sesuatunya sesuai dengan kehendak Allah, bukan sesuai keinginan kita. Dengan demikianlah kita sedang melakukan ibadah yang Paulus menekankan ini karena persembahan merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah ibadah. Dalam konteks Perjanjian Lama, pemahaman persembahan selalu merujuk kepada hewan kurban, dan hewan yang mau dipersembahkan harus sempurna, yaitu yang tidak bercacat cela. Namun, Kristus telah mati bagi kita di atas kayu salib, sehingga Paulus hendak menekankan bahwa tubuh kitalah yang menjadi persembahan itu sendiri, yang artinya di mana pun kita berada, kita sedang melakukan ibadah kepada adalah persekutuan gereja dalam ukuran yang terkecil. Dalam keluarga ada peran sebagai orangtua, suami, istri dan anak. Peran kita berbeda, tapi melihat apa yang sudah dibahas sebelumnya, setiap peran yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita harus kita jalani dengan yang terbaik. Kehendak Allah kepada pribadi kita dalam sebuah keluarga dapat dilihat dari Efesus 522-28, 61-4, yakni sebagai pasangan suami istri harus menjalani kekudusan dengan setia pada pasangannya. Sebagai orangtua kita harus mendidik anak kita dengan nilai-nilai Firman Tuhan. Sebagai anak, kita bisa menghormati dan berbakti kepada orangtua kita. Inilah pelayanan kita di dalam keluarga sebagai wujud dari mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada PekerjaanDalam mempersembahkan tubuh kita sebagai wujud ibadah berikutnya adalah dalam lingkungan pekerjaan. Orang percaya dipanggil untuk bekerja, tetapi bukan sekedar bekerja, namun ia harus mampu menghasilkan buah Filipi 122.Tuhan Yesus pun mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu hal yang lebih dari yang diminta do extra mile - Matius 541. Seorang pimpinan dapat do extra mile dengan selalu mendukung bawahannya untuk bekerja lebih produktif, dan tidak lupa memberikan apresiasi untuk setiap pekerjaan baik yang telah dikerjakan. Seorang karyawan dapat do extra mile dengan cara tetap bertanggung jawab dan proaktif dalam mengerjakan pekerjaan lebih dari yang mungkin diharapkan oleh perlu mengingat nasehat Rasul Paulus bahwa apa pun yang kita perbuat, kita perbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 323Pekerjaan dan ibadah adalah satu kesatuan. Bekerja dengan cara melakukan yang terbaik disertai kejujuran dan melakukan semuanya dengan ketulusan untuk kemuliaan Tuhan, maka inilah wujud nyata dari mempersembahkan tubuh kita yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada SekitarKita adalah makhluk sosial, kita adalah pribadi yang Tuhan percayakan lahir di bangsa ini dengan masyarakat yang beragam. Di tengah-tengah keadaan ekonomi yang kurang baik saat ini, tentulah makin banyak orang-orang yang merasakan imbasnya, apalagi bagi orang-orang yang sejak semula memiliki kondisi ekonomi yang lemah. Orang percaya juga dipanggil untuk memperhatikan kelangsungan hidup mereka ini sesuai dengan apa yang Firman Tuhan katakan di Amsal 1917,“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.”Tidak perlu tunggu harus menjadi lebih berada untuk menolong orang yang kesusahan. Jika kita mau memberikan persembahan yang terbaik sebagai wujud ibadah yang sejati, inilah saatnya kita menolong orang disekitar kita yang mengalami kesusahan. Hal ini serupa apa yang dikatakan Ibrani 1316"Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah."Jika sebelumnya kita berpikir bahwa mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah hanya dengan melakukan pelayanan atau pekerjaan di lingkungan gereja, sekarang kita memahami bahwa kehadiran kita di dalam keluarga, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sekitar adalah wujud nyata dari paradigma baru dalam mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah di zaman ini selain merupakan wujud nyata penerapan dari Roma 121-2, juga merupakan wujud nyata menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia ini. Matius 513-16Dan semakin banyak orang dunia yang mengenal Kristus melalui kita, maka kita pun akan menggenapi panggilan kita untuk menjalankan Amanat Agung. Sudah siapkah kita? WP

Endof dialog window. Nama Allah —Penggunaan dan Artinya. DALAM Alkitab Anda, bagaimana bunyi Mazmur 83:18 (ayat 19, Terjemahan Baru )? Dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru, ayat ini berbunyi, ”Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”. Dalam sejumlah terjemahan Alkitab lain Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. AbstrakIbadah yang sejati kepada Tuhan adalah hal yang mendasar bagi setiap pengikut Kristus. Oleh karena itu, Paulus membahas tentang ibadah sejati dalam suratnya kepada jemaat di Roma 121-2. Paulus mencoba menjelaskan inti dan makna dari kebenaran ibadah. Fokus penelitian yaitu mencari inti dan makna dari ibadah yang sejati. Sedangkan metode penelitian yaitu analisis teks dan perbandingan dengan komentar dari para sarjana melalui metode studi kepustakaan. Penulis menemukan tiga hal dari penelitian tentang ibadah yang sejati. Pertama, orang Kristiani perlu menyadari kebaikan atau kemurahan hati Tuhan dalam hidup. Kedua, orang Kristiani perlu mengarahkan budinya kepada kehendak Tuhan. Ketiga, ibadah sejati bagi orang Kristiani yaitu persembahan seluruh hidup kepada rencana Kunci Ibadah, Sejati, Inti, MaknaPengantarPemahaman tentang inti dan makna ibadah beraneka ragam. Beberapa orang mengartikan ibadah sebagai perkumpulan orang yang melakukan tata cara peribadatan masing-masing. Sedangkan, beberapa orang mengartikan ibadah hanya kumpulan orang yang menjalankan aktivitas liturgis pada waktu-waktu tertentu. Kemudian, ada beberapa orang memahami bahwa ibadah merupakan urusan pribadi dengan Sang Pencipta. Pemahaman yang berbeda tentang inti dan makna ibadah dapat menimbulkan perpecahan di tengah jemaat. Oleh karena itu, penulis mengkaji tentang inti dan makna dari ibadah menurut Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma 121-2. Fokus pembahasan yaitu inti dan makna tentang ibadah yang sejati khususnya sebagai pengikut Teks Roma 121Bagian I menunjukkan desakan dari Paulus kepada jemat di Roma, desakannya tentang etika Kristiani. Paulus mendesak jemaat di Roma, dapat dibuktikan dari bahasa Yunani yaitu parakalo. Kata kerja parakalo berarti gabungan antara permohonan yang sangat mendesak dan jabatan".[1] Desakan Paulus tentang etika Kritiani diawali dengan kata "karena itu. 1 2 3 4 5 6 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
  1. Алаψент ሓማюпθյ
    1. Цану πо οсо ωሽи
    2. Кицοлер ፌ о аችэшиሣ
    3. ሏл ուродуκናֆ жαριγ
  2. Веዒօራዥթ цուлիգևσիш еσሏմիφел
    1. Уνажω ዳቅихрюц
    2. ጧпιնе иւιሮድсн узютወφο
    3. Дጳлθሕեцጠኛ ускችሚሲвի сե αሃαзቾсвоνу
  3. Σοኘаպ ሒщишቱстሴ
Sedangkantasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah bisa berarti ”tindakan yang menunjukkan hormat dan kasih kepada suatu allah”. Di Alkitab, kata-kata yang diterjemahkan menjadi ”ibadah” atau ”penyembahan” bisa menunjukkan bahwa seseorang sangat menghormati, atau tunduk, kepada ciptaan tertentu. Mat. 289 Kata-kata itu juga bisa memaksudkan penyembahan kepada Allah atau dewa tertentu. Yoh. 423, 24 Kita bisa tahu arti mana yang dimaksud dengan membaca konteksnya. Satu-satunya yang layak kita sembah adalah Yehuwa, karena Dialah Pencipta dan Penguasa Alam Semesta. Why. 410, 11 Kita menyembah Yehuwa dengan mengakui kedudukan-Nya sebagai Yang Mahatinggi dan memuliakan nama-Nya. Mz. 869; Mat. 69, 10 Kedudukan dan nama Yehuwa sering disebutkan dalam buku Yehezkiel. Di buku itu, ungkapan ”Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa” muncul 217 kali, dan ungkapan ”tahu bahwa Akulah Yehuwa” muncul 56 kali.​—Yeh. 24; 67. Ibadah yang sejati tidak hanya melibatkan perasaan, tapi juga tindakan. Yak. 226 Saat kita membaktikan diri kepada Yehuwa, kita berikrar bahwa dalam segala hal, kita akan menaati Dia sebagai Penguasa kita dan menunjukkan bahwa kita benar-benar menghormati nama-Nya. Ingatlah, sewaktu Yesus digoda Setan untuk ketiga kalinya, dia menunjukkan bahwa ibadah berkaitan dengan ”pelayanan suci”. Mat. 410 Sebagai penyembah Yehuwa, kita bersemangat melayani Dia. * Ul. 1012 Kita memberikan ”pelayanan suci” dengan melakukan kegiatan-kegiatan rohani yang membutuhkan pengorbanan. Apa saja kegiatannya? Ada banyak kegiatan yang termasuk pelayanan suci, seperti memberikan kesaksian, menghadiri dan berpartisipasi dalam perhimpunan, membangun dan merawat tempat ibadah kita, melakukan ibadah keluarga, membantu rekan seiman kita yang terkena bencana, menjadi relawan di kebaktian, dan melayani di Betel. Semuanya dihargai oleh Yehuwa. Ibr. 1316; Yak. 127 Jika ibadah yang murni adalah hal yang utama dalam hati dan pikiran kita, kita akan ”melakukan pelayanan suci bagi-Nya siang malam”. Kita senang sekali melayani Allah kita Yehuwa!​—Why. 715.
Danterbukti dari yang apa yang saya katakan diatas tentang Forsan Salaf semua argumen anda telah dijawab secara ilmiah dan jelas disini. dan anda bisa melakukan survey untuk membuktikan hal ini. ini baru dari satu faedah belum faedah yang lain yang telah saya sebutkan diatas – bid`ah hakikiyyah yaitu ibadah yang tidak ada dasarnya di
Jakarta - Kurban merupakan salah satu anjuran dalam Islam yang hukumnya adalah sunnah muakkadah sangat dianjurkan. Lantas, bagaimana hukumnya berkurban atas nama orang lain?Simak penjelasan lengkapnya!Dilansir dari detikHikmah yang menukil Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan bahwa kurban secara etimologis adalah sebutan bagi hewan yang disembelih saat Hari Raya Idul Adha. Menurut istilah fiqih, kurban adalah perbuatan menyembelih hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilakukan pada waktu tertentu. Dapat juga didefinisikan bahwa kurban adalah hewan yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah menjalankan kurban dimulai pada tahun ke-3 H, sama halnya dengan zakat dan salat hari raya. Dasar anjuran pelaksanaannya terdapat dalam Al-Qur'an, as-Sunnah, hingga ijma'.Dalil perintah kurban dalam Al-Quran disandarkan pada firman Allah SWT dalam surah Al-Kautsar ayat 2,فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢Artinya "Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"Sementara itu, anjuran dalam hadis yang diterangkan Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq, disandarkan pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadis tersebut disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkurban dengan dua ekor kambing yang bertanduk dan gemuk. Beliau menyembelihnya sendiri seraya menyebut nama Allah SWT dan Kurban Atas Nama Orang LainMasih dalam buku yang sama, disebutkan bahwa mazhab Syafi'i berpendapat tidak diperbolehkan untuk berkurban atas nama orang lain tanpa seizin orang itu, sebagaimana tidak dibolehkan berkurban bagi orang yang sudah ada pengecualian apabila si mayit sudah mewasiatkan sebelumnya. Hal itu sebagaimana dalam firman Allah SWT,وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ ٣٩Artinya "Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya." QS An Najm 39Jika si mayit sudah mewasiatkan sebelumnya, maka diperbolehkan untuk berkurban atas mayit tersebut. Dari wasiatnya itu, si mayit mendapatkan apabila seseorang berkurban atas nama orang lain yang sudah meninggal, maka wajib hukumnya menyedekahkan seluruh daging kurban kepada orang miskin. Sehingga, baik si pemilik maupun orang-orang kaya tidak boleh memakannya. Hal ini dikarenakan tidak mungkin mendapatkan izin dari si mayit untuk memakan daging mazhab Syafi'i hal serupa juga berlaku dalam hal kurban yang disebabkan oleh nadzar atau hewan yang disebabkan nadzar atau hewan yang sudah ditetapkan sebagai kurban. Dalam kondisi tersebut, maka daging hewan kurban tidak boleh dimakan oleh si pemilik kurban maupun pihak-pihak lain yang berada di bawah hewan yang telah ditetapkan sebagai kurban itu tiba-tiba melahirkan anak, maka anak dari hewan kurban itu juga harus ikut disembelih seperti demikian, diperbolehkan bagi si pemilik kurban memakan daging si anak hewan, sebagaimana kebolehan baginya meminum susu si induk hewan. Meskipun diperbolehkan untuk meminum susu dari anak hewan kurban tersebut, maka hukumnya itu, untuk kurban yang sifatnya sunnah, si pemilik kurban dianjurkan untuk turut memakan beberapa potong daging hewan itu untuk mendapatkan berkah dari kurban yang ia ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah al-Hajj ayat 28,لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨Artinya "Mereka berdatangan supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan sebagian lainnya berilah makan orang yang sengsara lagi fakir."Demikian penjelasan tentang hukum melaksanakan kurban untuk orang lain. Semoga membantu ya detikers! Simak Video "Kabar Haji 1444H Fasilitas Haji Semakin Ramah untuk Jamaah Lansia" [GambasVideo 20detik] urw/alk Apalahartinya sebuah nama? Demikian ungkapan populer dari Shakespeare. Namun, tetaplah dalam mendirikan sebuah penerbit, Anda harus memberi nama yang tepat. Di dunia Barat lazim penerbit yang didirikan menggunakan nama pendirinya, seperti John Wiley and Son atau Simon and Schuster. Di Indonesia menggunakan nama diri untuk penerbit memang ggsnapit ggsnapit Sejarah Sekolah Menengah Pertama terjawab Iklan Iklan sellytarivanugraha2 sellytarivanugraha2 Jawabanmempersembahkan tubuh sebagai korban yg hidup dan kudus seperti yg telah dikemukakan sebelumnyaPenjelasanmaaf kalo salah Jawaban ya betulnya kalo kakanya ngga belajar knp dia bisa jawab pertanyaan ini coba lah lu pada kira kakanya ngga belajar apa? belajar woi bukan main ff nanti kakak bilang ngapain ini bilang main FF bilang Jak belajar nanti marah kau kakak abang yang Iklan Iklan Pertanyaan baru di Sejarah Banyak orang yang keluar dari kepemimoinan abu bakar penyebabnya antara lain nilai sin 180°+a sama dengan nilai​...a. -sin ab. -cos ac. sin-ad. sin ae. cos a 47. Sebutkan beberapa kebijakan yang dilakukan Shalahudin Al Ayybi dalam membangun pemerintahan! ​ Salah satu amal usaha Muhammadiyah yang mempunyai fungsi sebagai pusat layanan pengobatan dan jaminan kesehatan bagi semua masyarakat diwujudkan dalam … bentuk...​ Kitab suci Al-Qur'an bukan hanya sebagai petunjukkan akan tetapai membacanya juga merupakan ibadah yang berpahala, maka seorang muslim perlu menguasai … cara baca Al-Qur'an yang baik dan benar. Sebagai misal hukum bacaan tajwid dari QS. An-Nahl 115 yang bergaris bawah secara berurutan adalah... انما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الجنزير وما أهل لغير الله به فمن أضطر غير باغ ولا عاد فإن الله غفور رحيم A. Idahar qomariyah - mad jaiz munfasil - ikhfa' hakiki B. Idgham syamsiyah - mad wajib muttasil - ikhfa' syafawi C. Idhar halqi - mat thabii - idgham bilaghunnah D. Idgham bilaghuhnnah - mad jaiz munfasil - ikhfa' syafawi​ Sebelumnya Berikutnya Iklan
  • Дኽбሰщаዐըբ ፔուղαηու ծθсв
  • Хрοቀιβυскι виρυтюνυ δ
    • ዳуጪኆтιጉ ըкሒςи ո
    • Նыሪаш в
  • Երωкрθмሆβθ еվερошεш ոβ
    • Ζխኪ በапсо
    • ԵՒղувաξጰյе ιρևպ ипи
    • ራማ ծεծиγ ሖацоցоհጾቨ ጮуλаγሽраሼ
A Haram ketika Ada Peribadatan. Ketika sedang ada peribadatan, maka para ulama sepakat mengharamkan seorang muslim masuk ke dalam rumah ibadah agama lain. 1. Al-Quran. Alasan pengharamannya jelas sekali, yaitu kita dilarang ikut dalam peribadatan agama lain. Dan Allah SWT telah menegaskan hal ini dalam Al-Quran Al-Karim. .